Keluar dari Zona Nyaman, Buka Usaha Sendiri, Sudah Ekspor
Saat itu, dia memajang beragam kerajinan rajutan. Mulai dari sepatu hingga tas.
“Usaha ini sudah berjalan lima tahun. Awalnya hanya kecil-kecilan,” ungkapnya sambil berusaha menyegarkan tenggorokannya dengan sebotol air kemasan.
Sambil duduk di atas bahu jalan, pria yang akrab disapa Ogi tersebut menceritakan kisahnya. Dia mengaku, awalnya hanya berjualan rajutan dalam bentuk gantungan kunci.
Belakangan karena banyaknya permintaan, dia mulai membuat benda rajutan lainnya seperti sepatu hingga tas.
Dia menjual hasil karyanya itu di tokonya. Lalu mencoba mempromosikannya melalui media online, termasuk menjualnya di arena CFD ini.
Hasil rajutannya Ogi sangat berkualitas. Buktinya saja, beberapa karyanya sampai menembus pasar Australia hingga Amerika.
“Alhamdulillah, ini semua karena kerja keras saya bersama istri. Kami bangun usaha ini dari nol, hingga bisa seperti sekarang,” imbuhnya sambil tersenyum.
Ogi sendiri awalnya hidup mapan sebagai seorang karyawan sebuah BUMN di Kota Mataram. Belakangan dia memilih berhenti dan membuka usaha sendiri.
Ogi sendiri awalnya hidup mapan sebagai seorang karyawan sebuah BUMN. Keluar dari zona nyaman, dia memilih membuka usaha sendiri.
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor
- Pesantren Ala Kadarnya di Pulau Sebatik, Asa Santri di Perbatasan Negeri