Keluar dari Zona Nyaman, Buka Usaha Sendiri, Sudah Ekspor

Keluar dari Zona Nyaman, Buka Usaha Sendiri, Sudah Ekspor
Muhamad Lugina menunjukkan beragam hasil kerajinan rajutnya, saat car free day (CFD) di Jalan Udayana, kemarin (5/11). Foto: THEA/LOMBOK POST/JPNN.com

Awalnya Ogi mencoba menjadi seorang pedagang sayur di salah satu pasar tradisional di Kota Mataram.

“Saya tidak malu kok, pernah menjadi pedagang sayur,” ungkapnya.

Di tahun 2012, Ogi dan istri iseng-iseng mencoba membuat karya dari rajutan. Saat itu belum banyak orang menghasilkan benda dari rajutan.

Memang tidak sembarangan orang bisa membuat karya rajutan, karena membuatnya butuh kreatifitas dan kesabaran yang tinggi.

Usaha ini pun berkembang. Ogi lantas berfikir bagaimana membuat satu brand asli Mataram, yang tidak kalah dengan kreasi asli suatu daerah.

“Misalkan saja seperti Joger dari Bali, ataupun kreasi kreatif lainnya yang ada di Indonesia,” tuturnya.

Ogi sendiri belajar merajut dari sang istrinya. Selama empat bulan dia dengan tekun belajar merajut dari nol.

Selama belajar merajut, Ogi mengaku ada dua hal yang harus dilakukan oleh setiap perajut pemula. Pertama, kesabaran. Dan kedua fokus.

Ogi sendiri awalnya hidup mapan sebagai seorang karyawan sebuah BUMN. Keluar dari zona nyaman, dia memilih membuka usaha sendiri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News