Keluarga I Made Purnabawa, Korban Pembunuhan Sadis di Jembrana, Bali

Ajak Kakak Jalan-Jalan Terakhir ke Karangasem

Keluarga I Made Purnabawa, Korban Pembunuhan Sadis di Jembrana, Bali
KENANGAN: Foto I Made Purnabawa bersama putri dan istrinya. Ketiganya menjadi korban pembunuhan yang diduga didalangi oleh sopir mereka. Foto: DOK RADAR BALI/JPNN
Guru Kiyul menceritakan, perjalanan hidup Ayu memang cukup miris. Sampai saat ini, tidak ada kejelasan siapa sebenarnya ayah kandungnya. Sebab, ibu Ayu, Ni Ketut Resika, memang tidak menikah dengan ayah biologis Ayu. Bahkan, sejak duduk di bangku SD atau ketika ibunya menikah dengan ayah tirinya, Ayu berada dalam asuhan kakek dan neneknya.

"Dia itu anaknya polos, baik, dan tidak pendendam. Dia juga sayang keluarganya," ujar Made Santika, putra Guru Kiyul. Selain cukup sering pulang ke Banyuning, terutama saat rerahinan (hari raya), Ayu juga secara rutin menghubungi kakeknya. Kalau sang kakek sakit, Ayu selalu mengirimkan obat.

"Di antara keluarga di sini, dia memang paling dekat dengan kakeknya. Apalagi, sejak dia SD, ibunya menikah lagi. Jadi, kakeknya itu yang selalu mengasuhnya," imbuh Santika.

Ayu kali terakhir pulang ke Banyuning pada 5 November lalu. Saat itu dia ditemani anaknya, Putu Anita, dan iparnya. Saat itu suaminya tidak bisa ikut.

SETELAH tiga hari "hilang", I Made Purnabawa beserta istri dan anaknya ditemukan tak lagi bernyawa Senin lalu (20/2). Ketiganya menjadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News