Keluarga Korban Lion Air Jadi Rebutan Pengacara dari AS

Ribbeck Law dituduh mendekati korban terlalu dini

(Reuters: Paul Vreeker)
Di tengah dilema yang dihadapi keluarga korban Lion Air JT610, Ribbeck Law menjadi sorotan terkait taktik yang mereka jalankan dalam kasus kecelakaan pesawat sebelumnya.
Ketika penerbangan Asiana Airlines 214 menabrak landasan pacu di San Francisco pada 2013, ada tiga orang meninggal dan 180 lainnya luka-luka.
Sejumlah penumpang melapor kepada Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS bahwa firma bertindak ilegal dalam meminta mereka jadi klien, meski tak ada catatan adanya tindakan yang dilakukan.
Monica Ribbeck juga pernah jadi sorotan karena melakukan pelanggaran perilaku setelah kecelakaan Turkish Airlines di Amsterdam pada tahun 2009.
Saat itu dia mengajukan gugatan atas nama penumpang yang terluka dan membebankan biaya kepada klien itu setahun setelah Monica dipecat sebagai pengacaranya.
Tahun lalu, pengadilan AS memerintahkan pengacara dari firma hukum Ribbeck Law membayar 105.400 dolar kepada Boeing karena berkali-kali mengajukan permintaan "temuan" terhadap Boeing.
Pengadilan menyatakan Ribbeck Law telah menyalahgunakan gugatan-gugatannya sebagai alat publikasi di website mereka.
- Dunia Hari Ini: Setidaknya Delapan Orang Tewas Setelah Serangan India ke Pakistan
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM