Keluarkan Biaya Puluhan Juta Lebih, Warga Indonesia Berlibur Sekaligus Vaksinasi Gratis di Amerika Serikat

Jumlah kematian sudah meningkat 10 kali sejak awal Juni, namun data nasional melaporkan jumlah yang jauh di bawah sebenarnya karena rendahnya tes dan lemahnya sistem pelacakan kontak.
Dari awal vaksinasi di Indonesia dimulai, pemerintah sangat bergantung pada vaksin Sinovac yang dibuat di Tiongkok.
Vaksin tersebut diberikan untuk tenaga kesehatan, yang semakin banyak di antaranya terinfeksi COVID-19 kembali lalu meninggal dunia.
Penggunaan Sinovac telah disetujui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mengatakan bahwa vaksin mencegah timbulnya gejala pada 51 persen orang yang divaksinasi.
"Pilihan saya Pfizer, tapi kita tidak tahu kapan bisa dapat vaksin ini di Indonesia dan pas juga ada kesempatan ke Amerika," kata Suli kepada Erwin Renaldi dari ABC Indonesia.
Pilihan vaksin yang beragam juga menjadi alasan Hartati Freeman, warga Indonesia asal Medan untuk juga terbang ke Amerika Juni lalu.
Bersama suami dan anaknya, ia menerima vaksin Pfizer yang dosis pertama dan keduanya berjarak 21 hari.
"Karena di Indonesia tidak bisa memilih. Kalau di Amerika kan kita bisa milih, ada Pfizer, Johnson & Johnson, Moderna," katanya kepada Natasya Salim dari ABC Indonesia.
Dengan alasan hanya berkunjung, Suli Asifatami Razak terbang ke Amerika Serikat. Tapi kini ia juga sudah memperoleh dua dosis vaksin Pfizer yang diperolehnya di sana
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Respons Kritik AS soal QRIS, Waka MPR Eddy Soeparno: Terbukti Membantu Pelaku UMKM
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas