Kemarau Momentum Tingkatkan Luas Tambah Tanam Lahan Rawa

Kemarau Momentum Tingkatkan Luas Tambah Tanam Lahan Rawa
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy, Selasa bersama petani. Foto: Kementan

“Saat ini yang mengalami kekeringan serius ada lahan pertanian di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Berdasarkan data BMKG, luas lahan yang terkena kekeringan sekitar 102 ribu hektarr dan puso 9 ribuan hektare,” ujar Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Dirjen PSP) Sarwo Edhy, Kamis (11/7).

Guna mencegah semakin luasnya lahan pertanian yang terkena kekeringan dan puso, pemerintah telah berkoordinasi dengan berbagai pihak.

Mulai pemerintah daerah dan TNI untuk memetakan kebutuhan alat dan mesin pertanian (alsintan) dan pemanfaatan sumber air yang harus dibangun.

“Sekarang kami sudah banyak membangun sumber air. Baik itu sumur dangkal, embung, damparit, sehingga diharapkan kekeringan untuk tahun ini bisa teratasi,” kata Sarwo.

Berdasarkan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman setiap daerah yang terdampak maupun perluasan areal tanam membentuk posko untuk mitigasi dan adaptasi yang diresmikan bupati.

Dengan demikian, bupati menjadi leader-nya dalam mitigasi dan adaptasi kekeringan.

Ditjen PSP sendiri sudah menyiapkan mobilisasi alsintan seperti pompa, infrastruktur pertanian dukungan lainnya seperti pipanisasi.

Sementara itu, Ditjen Tanaman Pangan dan Litbang Pertanian menyiapkan benih tanaman pangan.

Musim kemarau memang menyebabkan kekeringan di lahan petani. Namun, di sisi lain, musim kemarau juga bisa menjadi momentum untuk meningkatkan luas tambah tanam (LTT), terutama di wilayah yang banyak memiliki lahan rawa lebak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News