Kembali Dari Jakarta, Pelukis Aborijin Dicecar Petugas Imigrasi
Cadd menyampaikan kepada petugas bahwa ia merasa tidak nyaman, namun ia mengklaim bahwa keberatannya itu tak diacuhkan.
"Pria itu datang untuk melakukan pemindaian obat-obatan terlarang atau bahan peledak, dan ia berkata kepada saya 'Apakah anda kembali dengan suatu barang? Adakah yang perlu Anda katakan kepada saya? Apakah ada sesuatu yang perlu Anda katakan kepada saya sekarang?'," kata Cadd menirukan petugas.
"Dan saya merasa, saya merasa hak saya dilanggar.”
"Saya bilang 'Dengar, ini membuat saya mengingat banyak hal karena orang Aborijin merasa mereka tidak memiliki hak, dan saya merasakan ini sekarang'.
"Ia (petugas) berkata, 'Ya, itu perasaan Anda, inilah kenyataannya'.”
Cadd mengatakan bahwa pengalaman tersebut mengingatkannya akan periode sebelum warga Aborijin diakui sebagai warga negara.
"Itu memang menimbulkan banyak pemicu bagi saya, karena saya teringat ibu saya, saya teringat nenek saya, saya mengingat paman dan bibi saya, dan juga diri saya sendiri pada tahun 70an, diperlakukan seperti ini karena kami tidak memiliki hak," tutur Cadd.
Seorang seniman Aborijin terkemuka dari Queensland menuduh bahwa dirinya ditarget secara rasial dan "diinterogasi" oleh staf Angkatan Perbatasan Australia (ABF) saat kembali ke kampung halamannya dari perjalanan diplomatik ke Indonesia
- Dunia Hari Ini: Indonesia Kalah Melawan Iran Dalam Piala Asia U-23
- Orang Utan Sumatra, Hewan Liar yang Bisa Mengobati Dirinya Sendiri dengan Tanaman Obat
- Dunia Hari Ini: Jalan Raya di Guangdong Runtuh, 24 Orang Tewas
- Banyak Pekerja Start-Up yang Belum Tahu Haknya Sebagai Buruh
- Dunia Hari Ini: Ratusan Ribu Buruh Indonesia Turun ke Jalan Rayakan May Day
- Dunia Hari Ini: Aktivitas Gunung Ruang Kembali Meningkat