Kembali Dari Jakarta, Pelukis Aborijin Dicecar Petugas Imigrasi

"Rasanya benar-benar tak nyata saat saya kembali, dan pengalaman itu membuat saya kembali kepada kenyataan.”
"Anda kembali ke Australia, Anda kembali ke jalur, yang membuat anda harus berhati-hati atas apa yang Anda katakan, bagaimana Anda mengatakannya, bagaimana Anda bersikap, karena Anda harus membuktikan bahwa Anda layak hidup di negara ini," ujarnya.
Petugas perbatasan mengaku memperlakukan dengan baik
Dalam sebuah pernyataan, ABF mengatakan, pihaknya tidak mempertanyakan atau mengincar penumpang berdasarkan ras, agama atau etnis mereka.
Institusi tersebut mengatakan bahwa para petugasnya memiliki berbagai kewenangan untuk menghentikan, bertanya, dan mengincar penumpang, sebelum dan setibanya di perbatasan.
Kejadian itu dilakukan untuk alasan operasional, namun mereka tidak dapat memberikan rincian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang menginformasikan penilaian risiko mereka terhadap penumpang.
ABF mengatakan bahwa petugas tersebut diharapkan untuk bertindak dengan profesionalisme, sesuai dengan hukum dan menghormati sensitivitas budaya, memperlakukan semua orang dengan bermartabat dan rasa hormat.
Seorang seniman Aborijin terkemuka dari Queensland menuduh bahwa dirinya ditarget secara rasial dan "diinterogasi" oleh staf Angkatan Perbatasan Australia (ABF) saat kembali ke kampung halamannya dari perjalanan diplomatik ke Indonesia
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas