Kembali ke Jalan Ulama, PPP DKI Minta Maaf Pernah Mendukung Ahok

Kembali ke Jalan Ulama, PPP DKI Minta Maaf Pernah Mendukung Ahok
Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah PPP DKI Jakarta Najmi Mumtaza Rabbany alias Gus Najmi bersama Gubernur Anies Baswedan. Foto: dok pribadi for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Pemilu 2019 adalah mimpi buruk yang ingin segera dilupakan segenap kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Bagaimana tidak, PPP mencatatkan perolehan kursi terburuk sepanjang sejarahnya pada pesta demokrasi tersebut.

Saat ini partai yang lahir pada era Orde Baru itu hanya punya 19 kursi di DPR RI, urutan paling buncit di antara 9 parpol penghuni parlemen.

Di tingkat daerah pun jumlah legislator PPP menyusut, termasuk di Provinsi DKI Jakarta.

Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah DKI Jakarta Najmi Mumtaza Rabbany menyebut partainya tengah dilanda krisis elektoral dan paceklik politik.

"Hal tersebut salah satunya disebabkan karena PPP meninggalkan para ulama, bahkan kebijakannya dianggap berseberangan dengan para ulama," kata pria yang akrab disapa Gus Najmi itu dalam acara istighosah dan doa bersama untuk Almarhum Haji Lulung di Jakarta, Minggu (30/1) malam.

Pilihan politik yang disebutnya berseberangan dengan para ulama adalah keputusan mendukung Basuki T Purnama alias Ahok sebagai calon gubernur pada Pilkada DKI 2017.

Imbas dukungan kepada Ahok benar-benar terasa pada Pemilu 2019.

PPP ditinggal sejumlah tokoh kuncinya di ibu kota, termasuk Haji Lulung yang hijrah ke PAN.

Pengurus dan kader PPP DKI Jakarta dengan hati yang tulus memohon maaf dan ampunan kepada para ulama, habaib dan seluruh umat Islam, karena mendukung Ahok pada Pilkada 2017 lalu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News