Kemendagri dan ESQ Bekali Pejabat Eselon Jadi Pemimpin BerAKHLAK

Kemendagri dan ESQ Bekali Pejabat Eselon Jadi Pemimpin BerAKHLAK
Mendagri Tito Karnavian (kiri) mengingatkan jajarannya agar tidak menjadikan keterbukaan menjadi musuh. Tito duduk bersama Founder ESQ Leadership Center Ary Ginanjar Agustian. Foto: Humas Kemendagri.

jpnn.com, JAKARTA - Accelerated Culture Transformation (ACT) Consulting yang merupakan bagian dari ESQ Leadership Centre menggelar Pelatihan Change Leader Batch 1 untuk 35 peserta dari Pejabat Eselon 3 dan Analis Madya di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Acara yang digelar dalam menindaklanjuti Roadmap Transformasi Budaya Kerja BerAKHLAK tersebut dilaksanakan di Aula Gedung F Kemendagri pada Senin (3/10).

Sekretaris Jenderal Kemendagri Suhajar Diantoro berharap para peserta bisa memahami tugas serta tanggung jawab sebagai change leader dan mendapatkan pembekalan keterampilan praktis yang diperlukan.

“Kawan-kawan yang dipanggil dan terpilih hari ini diharapkan berada di kelompok sepertiga dari tubuh organisasi kita yang siap untuk memimpin perubahan ini. Supaya orang yang sepertiganya lagi bisa melihat untuk ikut berubah. Dan sepertiganya lagi bisa mengubah orang yang awalnya ragu secara perlahan akan menemukan pembuktian bahwa ternyata bisa melakukan perubahan menjadi lebih baik,” kata Suhajar.

Agar harapan tersebut terwujud, pria asal Karimun itu mempersiapkan para Eselon 3 ini agar menjadi pemimpin yang mampu mengelola kewenangan, mampu mengambil keputusan dengan tepat, serta mempertanggungjawabkannya.

“Seseorang yang mempunyai kewenangan itulah yang disebut pemimpin. Kepemimpinan itu bukanlah kesewenang-wenangan namun kepemimpinan itu adalah kewenangan melayani. Nah, ketika menjadi pemimpin itu harus hati-hati dalam mengambil keputusan, karena semuanya akan dipertanggungjawabkan. Pemimpin yang tidak bertanggung jawab akan tersisih oleh waktu,” bebernya.

Menurut referensi yang pernah dia baca, pemimpin itu harus sebagai role model, menjadi teladan dan mampu mencegah terjadinya hal-hal yang buruk.

"Sebagai role model, tugas utama seorang pemimpin adalah mendidik (seperti guru). Bapak dan ibu yang Eselon 3 berarti mendidik para Eselon 4 dengan menjernihkan pola pikir mereka salah satunya. Agar membuat dunia menjadi lebih baik. Tugas berikutnya adalah menjadi pemimpin yang teladan. Konsepnya adalah ubah dulu diri kita baru mengubah yang lain,” tutur Suhajar.

Acara ini digelar dalam menindaklanjuti Roadmap Transformasi Budaya Kerja BerAKHLAK.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News