Kemendikbudristek Restorasi Sederet Film Lawas, Kali Dr. Samsi

Kemendikbudristek Restorasi Sederet Film Lawas, Kali Dr. Samsi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) segera meluncurkan film hitam putih hasil restorasi berjudul Dr. Samsi. Foto: dok Kemendikbudristek

Anak tersebut diberi nama Sugiat dan lantas makin tumbuh besar. Sugiat tumbuh dewasa dan menjadi pengacara tanpa mengetahui kebenaran ibu kandungnya.

Saat Sugiat pulang ke Indonesia dari sekolah hukum di luar negeri, ia harus menangani kasus Sukaesih yang dituduh membunuh suaminya sendiri bernama Leo.

“Film yang diproduksi 1952 ini menjadi penanda penting perkembangan industri sineas Indonesia yang tetap relevan hingga kini," kata Mahendra.

Dia menilai dari film ini memberikan inspirasi ke pegiat sinema sekarang untuk menjelajahi tema-tema universal menggugah hati,” tutup Mahendra.

Ratna Asmara (1913-1968) dikenal sebagai seorang sutradara perempuan pertama di Indonesia dan perempuan berbakat yang kerap membawa nuansa eksploratif ke setiap adegan karya ciptaannya.

Ratna juga cukup sering melibatkan alur cerita dengan visual yang indah serta narasi yang kaya.

Setiap karya Ratna Asmara tidak hanya mencerminkan kepiawaian dalam pengarahan, tetapi juga menyajikan warisan budaya yang kaya dalam sejarah perfilman Indonesia. Dengan begitu film-filmnya selalu menyajikan ciri khas kekayaan budaya nasional untuk disaksikan publik.(mcr10/jpnn)

Sampai saat ini, Kemdikbudristek telah melakukan restorasi sebanyak empat judul film yaitu:

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) segera meluncurkan film hitam putih hasil restorasi berjudul Dr. Samsi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News