Kemendikbudristek Tingkatkan Kompetensi Guru Sekolah Adat, Ada Honorernya

Kemendikbudristek Tingkatkan Kompetensi Guru Sekolah Adat, Ada Honorernya
Kemendikbudristek bekerja sama dengan KKI-Warsi Jambi meningkatkan kompetensi guru sekolah adat. Foto dokumentasi Kemendikbudristek

jpnn.com, MUARO JAMBI - Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggandeng Komunitas Konservasi Indonesia Warsi (KKI-Warsi) Jambi melaksanakan pelatihan peningkatan kapasitas tenaga pendidik sekolah adat di Jambi dan Riau.

Langkah ini sebagai upaya memberikan layanan pendidikan sesuai kebutuhan dan budaya Orang Rimba (Jambi) dan Orang Talang Mamak (Riau).

Kegiatan yang digelar mulai 14–16 Juni di Alam Sebapo, Kabupaten Muaro Jambi itu menghadirkan para pakar di bidang pendidikan, di antaranya Muhammad Toha (founder, trainer dan penulis SB3), dan Rahmi selaku ketua Yayasan Rumah Baca Indonesia.

Menariknya, kegiatan tersebut tidak hanya diikuti fasilitator pendidikan, kader atau guru rimba, kader Talang Mamak, dan guru PKBM saja.

Guru honorer dari berbagai sekolah adat binaan KKI Warsi di wilayah Jambi dan Riau juga ikut.

Manager of Conservation and Marginal Indigenous Tribes Program KKI Warsi Robert Aritonang mengaku bersyukur karena Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat (KMA) Kemendikbudristek memberikan perhatian yang sangat besar dalam mendukung pelatihan tersebut.

"Ini merupakan kesempatan yang sangat langka. Kami diberikan perhatian yang sangat kuat dari Kemendikbudristek untuk pendidikan masyarakat adat," kata Robert Aritonang, Rabu (15/6).

Dia mengatakan pendidikan merupakan kunci kemajuan peradaban suatu bangsa.
Zaman berubah, kemajuan terus berputar, masyarakat adat mau tidak mau harus lebih ekstra mengejar ketertinggalan tersebut jika ingin maju dan setara.

Kemendikbudristek bekerja sama dengan KKI-Warsi Jambi meningkatkan kompetensi guru sekolah adat termasuk guru honorer

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News