Kemenhub Anggarkan Rp 774 Miliar untuk Subsidi Angkutan Perintis, Ini Perinciannya

“Kalau daerah itu bisa menjadi komersil maka secara ekonomis itu sudah mulai menjadi daerah berkembang," terangnya.
Sejak 2020, ada 10 trayek angkutan jalan perintis yang menjadi komersil.
"Di peta keperintisan yang terlihat ada di seluruh provinsi, kami ada di seluruh Indonesia,” tegasnya.
Tak jauh berbeda dengan angkutan jalan perintis, angkutan barang perintis juga hadir di wilayah-wilayah 3TP yang sangat membutuhkan sarana transportasi bagi barang kebutuhan masyarakat, seperti di Tanjung Selor, Timika, Natuna, Merauke, dan Banda Aceh.
“Angkutan barang perintis hadir di daerah- daerah yang terintegrasi dengan tol laut, karena itu hadir di pelabuhan yang ada rute tol lautnya," kata Amirulloh lagi.
Dari evaluasi pihak Ditjen Hubdat, lanjut dia, selain disparitas harga yang mulai berkurang bahwa ada harga yang mulai turun dengan kehadiran pelayanan ini.
Di sisi lain, untuk angkutan penyeberangan perintis, Kemenhub sudah ada konsep Sabuk di mana perintis merupakan bagian dari Sabuk Penyeberangan.
Dalam 5 tahun terakhir, total lintas penyeberangan perintis yang dikomersilkan sebanyak 24 lintas.
Ditjen Hubdat Kemenhub menganggarkan Rp 774 miliar untuk subsidi keperintisan di lingkup transportasi darat, berikut perinciannya
- Soal Pembayaran Tunggakan Triliunan TNI AL, Menhan Singgung Kebijakan Tersentralisasi
- Herman Deru Siapkan Bantuan Rp 50 Miliar untuk Pemerataan Pembangunan di Musi Rawas
- 4.000 ASN Rejang Lebong segera Terima TPP, Anggaran Sudah Disiapkan
- Gandeng Kemenhub, ASDP Kurangi Emisi Karbon 10,2 Ton Lewat RVM
- Pemko Pekanbaru Pangkas Anggaran Mobil Dinas, Dialihkan ke Kegiatan Prorakyat
- Dukung UMKM, Pemprov Jakarta Siapkan Anggaran Rp 300 Miliar