Kemenkes Segera Keluarkan Jurus untuk Skrining TBC Besar-besaran

Kemenkes Segera Keluarkan Jurus untuk Skrining TBC Besar-besaran
Indonesia akan melakukan skrining TBC besar-besaran. Ilustrasi laboraturium: Ricardo/JPNN.com

"Kami merencanakan skrining besar-besaran yang transformasional dengan memanfaatkan peralatan X-Ray Artificial Intelligence untuk memberikan hasil diagnosis TBC yang lebih cepat dan lebih efisien, termasuk bi-directional testing bagi penderita diabetes agar mereka mendapatkan pengobatan TBC sedini mungkin,” tuturnya.

Saat ini, lanjut Didik, Kemenkes sedang mengupayakan pengadaan alat-alat yang dibutuhkan untuk skrining TBC dengan skala besar.

"Dengan ditemukannya 500 ribu kasus ini, nantinya akan mempercepat kami eliminasi TBC di tahun 2030," tambah dia.

Kemenkes mencatat 91 persen kasus TBC di Indonesia adalah TBC paru yang berpotensi menularkan kepada orang yang sehat di sekitarnya.

Penemuan kasus dan pengobatan TBC yang tinggi telah dilakukan di beberapa daerah, seperti Banten, Gorontalo, DKI Jakarta, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Barat.

Kemudian, daerah dengan kasus TBC paling banyak terkonsentrasi di Pulau Jawa seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.

“Sebenarnya TBC itu biasanya ada di daerah yang padat, daerah kumuh, dan daerah yang PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) kurang, di situ potensi penularan TBC-nya tinggi,” ungkap Didik.

Perlu diketahui, gejala-gejala awal TBC pada seseorang bisa berupa batuk berdahak terus-menerus selama 2 sampai 3 minggu atau lebih, sesak napas, nyeri pada dada, badan lemas dan rasa kurang enak badan, nafsu makan menurun, berat badan menurun, dan biasanya keringat pada malam hari meskipun tidak melakukan kegiatan apapun. (mcr9/jpnn)


Indonesia akan melakukan skrining TBC besar-besaran karena menjadi negara peringkat ketiga dengan julah kasus penyakit TBC terbanyak setelah India dan China.


Redaktur : Elvi Robia
Reporter : Dea Hardianingsih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News