Kemenko Marves Ungkap Strategi Indonesia jadi Hub Penangkapan dan Penyimpanan Karbon

Kemenko Marves Ungkap Strategi Indonesia jadi Hub Penangkapan dan Penyimpanan Karbon
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati (tengah) bersama Direktur Utama Pertamina Hulu Energi Wiko Migantoro, dan Irtiza Sayyed selaku President of Low Carbon Solutions, ExxonMobil Asia Pacific Pte. Ltd menandatangani amandemen pokok-pokok perjanjian untuk pengembangan CCS yang berlangsung di Washington DC, Senin (13/11). Foto: ilustrasi/ Dokumentasi Humas Pertamina

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) menyampaikan strategi Indonesia untuk menjadi hub penangkapan dan penyimpanan karbon (carbon capture storage atau CCS).

Deputi Bidang Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves Jodi Mahardi mengatakan Indonesia berdiri di garis depan era industri hijau dengan potensi kapasitas penyimpanan CO2 yang mencapai 400 hingga 600 gigaton di depleted reservoir dan saline aquifer.

Menurutnya, potensi ini memungkinkan penyimpanan emisi CO2 nasional selama 322 hingga 482 tahun dengan perkiraan puncak emisi 1.2 gigaton CO2-ekuivalen pada 2030 mendatang.

"Dalam upaya mencapai Net Zero Emission (bebas emisi) pada 2060, Indonesia berambisi mengembangkan teknologi CCS dan membentuk hub CCS. Inisiatif ini tidak hanya akan menampung CO2 domestik, tetapi juga menggali kerja sama internasional," kata Jodi Mahardi dalam keterangannya yang diterima, Sabtu (23/12).

Joni Mahardi menyebut hub CCS menandakan era baru bagi Indonesia, di mana CCS diakui sebagai 'license to invest' untuk industri rendah karbon, seperti blue ammonia, blue hydrogen, dan advanced petrochemical.

Dia menilai pendekatan ini akan menjadi terobosan bagi perekonomian Indonesia, dengan membuka peluang industri baru dan menciptakan pasar global untuk produk-produk rendah karbon.

Meski demikian, CCS memerlukan investasi besar.

Sebagai bentuk keseriusan, Pemerintah Indonesia telah meneken nota kesepahaman atau MoU dengan ExxonMobil yang mencakup investasi USD 15 miliar dalam industri bebas emisi CO2.

Deputi Bidang Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves Jodi Mahardi mengungkap strategi Indonesia untuk menjadi hub penangkapan dan penyimpanan karbon

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News