Kemenpar Dorong Pentahelix Garap Potensi Wisata Budaya

Kemenpar Dorong Pentahelix Garap Potensi Wisata Budaya
Pesona Indonesia. Foto ilustrasi: Kemenpar.go.id

"Caranya bisa melalui partnership antara pemerintah daerah dengan pelaku industri pariwisata budaya. Harus ada total collaboration dengan semua lini,” ujar Dodi.

Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya, ikut menyimak FGD ini. Menurutnya, budaya sangat penting untuk membangun sebuah kawasan pariwisata.

“Sejak mendesain awal, kami melihat sisi budaya sebagai sebuah kekuatan. Semakin suatu budaya dilestarikan, maka akan semakin menyejahterakan masyarakatnya. Ini bisa dikaitkan dengan komersialisasi budaya yang bisa menarik orang dan membuat mereka mau membayar,” ucap Arief.

Cara menjadi pemenang yang terbaik, tercepat dan paling cerdas adalah benchmark. Menempatkan rival atau pesaing sebagai tolak ukur.

Kemudian melihat apa yang telah, sedang dan akan dilakukan oleh lawan.

"Membandingkan dengan yang kita lakukan. Lalu dengan cara apa bisa mengalahkan rival di regional yang sama? Bagaimana mengejar ketertinggalan? “Benchmarking dengan Thailand dan Malaysia sudah tepat. Acara pertunjukan budaya dalam bentuk festival atau apapun bentuknya, yang melibatkan banyak penonton, sangat diperlukan. Ini akan membuat daerah menerima pendapatan. Jadi, semakin banyak festival maka akan semakin sejahtera, dengan syarat cultural event itu harus punya comercial value,” katanya.

Contoh riilnya sudah ada. Di Indonesia, ada Bali dan Kepri yang memiliki pendapatan per kapita tertinggi di Indonesia.  Begitu juga Banyuwangi dan Solo.

“Bali, Kepri, Solo dan Banyuwangi mampu memanfaatkan potensi budaya dan alam mereka menjadi barang komersial yang menyejahterakan dalam bidang ekonomi,” ucap menteri asal Banyuwangi itu.

Wisata Budaya, terus dirumuskan formulasi percepatannya. Terutama terkait penyusunan pedoman pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program di 10 Destinasi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News