Kemenpar Gelar Famtrip & Workshop Pemasaran Banten 7 Wonders

Kemenpar Gelar Famtrip & Workshop Pemasaran Banten 7 Wonders
Kawasan Pantai Tanjung Lesung di Pandeglang, Banten. Foto: dokumen JPNN.Com

Masyarakat Baduy memiliki hukum adat yang sangat kuat dengan sistim pemerintahan sendiri yaitu pemerintahan adat Baduy dengan kepala pemerintahan disebut puun. Ada tiga puun, yakni Puun Cikeusik, Cikertawarna dan Cibeo.
 
Sementara jika mendengar Gunung Krakatau, tentunya sebagian wisatawan tahu bahwa dahulu gunung itu pernah mengalami erupsi dan letusannya tercatat sebagai salah satu yang terdahsyat di dunia. Konon, suara letusan gunung Krakatau mencapai radius 4.500 km dari titik pusat ledakan dan terdengar oleh seperdelapan penduduk bumi.
 
Pulau Umang berdekatan dengan kawasan wisata Tanjung Lesung, destinasi wisata ini patut dikunjungi bila ke Banten. Pulau Umang memiliki pasir putih dan air yang biru jernih, ombaknya pun relatif tenang.
 
Ada pula Rawadano yang berlokasi di Desa Luwuk dan menjadi bagian dari Gunung Sari. Rawadano banyak digunakan masyarakat Banten dengan menaiki perahu dan berpetualang di seluruh area. Anda akan mendapatkan pengalaman unik yang belum banyak dijamah orang di sana.
 
Kehadiran Banten 7 Wonders ini membuat Ida Irawati makin optimistis akan melesatkan Tanjung Lesung. Menurutnya, wisatawan yang datang ke Tanjung Lesung akan semakin banyak pilihan destinasi sehingga waktu tinggalnya di Banten akan makin lama. 
 
"Ini nanti akan terjadi saling mendukung antara Banten 7 Wonders dengan Tanjung Lesung. Ini akan membuat wisatawan sadar bahwa di Banten sangat banyak destinasi yang bisa dieksplore saat datang ke Tanjung Lesung," ujar Ida. 
 
Apalagi, pemimpin baru Provinsi Banten Gubernur Wahidin Halim dan Wakil Gubernur Andika Hazrumy telah berkomitmen akan memprioritaskan sektor pariwisata melalui pembangunan infrastruktur.  "Kemarin saat launching Festival Tanjung Lesung 2017 yang digelar di Gedung Sapta Pesona beliau di hadapan Pak Menteri Pariwisata sudah menyampaikan, akan mempercepat aksesibilitas sepertj jalan tol, rel kereta dan mendorong pembangunan bandara baru di Pandeglang," ungkap Ida. 
 
Agar 7 Wonders itu betul-betul menjadi destinasi kelas dunia, Menteri Pariwisata Arief Yahya menyarankan agar aspek 3A atau atraksi, akses dan amenitasnya segera dibenahi secara seimbang. “Karena itulah komitmen masing-masing kepala daerah sangat penting, porsinya 50 persen penentu kesuksesan,” katanya.

Menpar Arief juga menyebut Provinsi Banten memang harus terlebih dahulu pembangunan infrastruktur. Sehingga, makin banyak wisatawan datang hingga berdampak positif untuk perekonomian masyarakat. 
 
Terkait aksesibilitas, lanjut Menpar, untuk menjadi destinasi wisata kelas dunia tidak boleh ditempuh lebih dari 2 jam. Percepatan infrastruktur Jalan tol ke Serang-Panimbang yang berjarak 83 Km harus segera diselesaikan.

“Kami tidak bisa menjual Tanjung Lesung jika jarak tempuh masih 5 jam dari Jakarta. Akses darat lain yaitu kereta api, akan dilakukan reaktivasi jalur rel kereta api Labuan hingga Panimbang,” katanya.
 
Untuk akses udara, pria asal Banyuwangi itu melakukan benchmarking kepada destinasi wisata kelas dunia harus punya international airport. Sebagai contoh Bandara Silangit di Danau Toba dan Bandara di Belitung akan menjadi bandara international tahun ini.

Tanjung Lesung juga memiliki kesempatan yang sama, karena telah menjadi Destinasi Pariwisata Prioritas. Arief mengatakan, walapun Bandara Soekarno-Hatta terletak di Banten, namun justru lebih banyak melayani greater Jakarta.

“Saya mengusulkan agar dibangun bandara lagi. Lokasi di mana pun di Banten, sehingga waktu tempuhnya hanya dua jam ke daerah di Banten. Pandeglang sangat berkemungkinan jika wilayahnya sudah siap,” kata Menpar Arief Yahya.(adv/jpnn)


Banten sudah sepatutnya bangga karena memiliki 7 Wonders yang sudah dikenal banyak orang. Masyarakat Banten juga memiliki akar agama yang kuat.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News