Kementan Ajak Petani Tanam Bawang Merah Biji TSS, Menguntungkan dan Berprospek Ekspor

Kementan Ajak Petani Tanam Bawang Merah Biji TSS, Menguntungkan dan Berprospek Ekspor
Petani yang menanam benih bawang merah TSS. Foto: Hortikultura

jpnn.com, JAKARTA - Salah satu strategi yang digunakan Kementerian Pertanian untuk mengamankan pasokan bawang merah (bamer) adalah dengan mendorong penggunaan benih True Seed Shallots (TSS) untuk provitas yang lebih tinggi.

Oleh karena itu, APBN 2021 dialokasikan untuk mendukung produksi bamer di 3.900 hektar di seluruh Indonesia, terutama di wilayah defisit.

Hal itu disampaikan Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Tommy Nugraha saat menjadi salah satu narasumber bimbingan teknis (bimtek) secara daring untuk para petani, penyuluh, dan penggiat pertanian, Kamis (8/7).

Kerja sama antara Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat, Ditjen Jenderal Hortikultura dengan Open Virtual Literacy Room Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (OVIRAL PUSTAKA).

Bimtek membahas bagaimana Meraup Untung dengan Budidaya Bawang Merah Asal Biji/TSS, merupakan bentuk tindak lanjut arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang meminta para staf dan jajarannya untuk tetap produktif melakukan pengawalan serta pendampingan meskipun sedang masa PPKM Darurat.

“Pengembangan TSS nasional sebenarnya telah diinisiasi sejak 2018. Kemudian pada tahun 2021, dilakukan pengembangan TSS di lahan seluas 915 hektar di 26 kabupaten. Hasil evaluasi penanaman bawang TSS cukup baik dan berhasil,” ungkap Tommy.

Meskipun TSS bukan barang baru dan telah banyak yang berhasil, ternyata masih banyak petani yang ragu untuk mencoba atau memulai budidaya bawang merah dengan TSS.

Melihat kondisi ini, Tommy mengatakan perlu adanya sosialisasi agar dapat meningkatkan keberanian dan kepercayaan petani untuk budidaya bawang merah TSS.

Kementan menilai menanam bawang merah menggunakan True Seed Shallots, selain efektif juga berprospek ekspor.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News