Kementan: Budidaya Ternak Sapi Gunakan Prinsip Kesrawan

Kementan: Budidaya Ternak Sapi Gunakan Prinsip Kesrawan
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) Drh. I. Ketut Diarmita, MP. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, BANDA ACEH - Untuk meningkatkan produksi sapi eks impor yang dipelihara oleh kelompok peternak di Provinsi Aceh, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) Drh. I. Ketut Diarmita, MP meminta kepada peternak agar menerapkan prinsip-prinsip kesejahteraan hewan (Kesrawan) dalam budidaya ternak sapi potong.

Hal tersebut disampaikan I. Ketut Diarmita pada pembukaan Bimbingan Teknis (Bimtek) penerapan kesejahteraan hewan dalam budidaya ternak sapi potong, Selasa (5/9) di Banda Aceh.

Untuk mempercepat penambahan populasi sapi dalam negeri, Pemerintah, dalam hal ini Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan telah memberikan bantuan pengadaan sapi indukan Brahman Cross yang berasal dari Australia pada tahun 2016. Sebanyak 4.397 ekor sapi kepada 182 kelompok peternak terpilih di 3 provinsi yaitu Aceh, Sumatera Utara dan Riau.

Menurut I Ketut Diarmita, mengingat Provinsi Aceh merupakan salah satu daerah penerima bantuan sapi indukan Brahman Cross tahun 2016, maka diharapkan bantuan pemerintah tersebut dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk meningkatkan populasi sapi potong di dalam negeri.

“Hal ini mengingat sebagai negara besar, kita mempunyai cita-cita untuk mewujudkan swasembada dan ekspor ternak beserta produknya, maka untuk mencapainya harus diupayakan dengan sungguh-sungguh," tambahnya.

Berdasarkan data per tanggal 16 Agustus 2017, telah terjadi peningkatan populasi sebanyak 300 ekor dari total populasi awal pemeliharaan yaitu 4.397 ekor menjadi 4.697 ekor atau sekitar 6.8 persen. Kenaikan tertinggi terjadi di Provinsi Riau yaitu 12.1 persen (jumlah kelahiran 165 ekor dari 1.362 ekor), diikuti oleh Provinsi Aceh sebesar 8.1 persen (jumlah kelahiran 92 ekor dari 729 ekor), dan Provinsi Sumatera Utara 3.3 persen (jumlah kelahiran sebanyak 318 ekor dari total populasi awal 2.306 ekor).

Sementara itu, data menunjukkan bahwa tingkat kematian mencapai 331 ekor atau 7.53 persen dari populasi awal. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat kelahiran sebesar 6.8 persen.

“Kami sangat mengapresiasi semangat dan kerja keras yang telah dilakukan, baik oleh petugas maupun kelompok peternak dalam upaya mensukseskan upaya peningkatan populasi serta kesejahteraan peternak melalui pengembangan sapi indukan ini,” kata I Ketut Diarmita.

Indonesia bercita-cita mewujudkan swasembada dan ekspor ternak. Untuk itu, peternak perlu menerapkan prinsip-prinsip Kesrawan dalam budidaya ternak sapi potong

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News