Kementan Dongkrak Produksi Padi dan Jagung dengan Optimasi Lahan Rawa dan Non-Irigasi

Kementan Dongkrak Produksi Padi dan Jagung dengan Optimasi Lahan Rawa dan Non-Irigasi
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat hadir pada acara koordinasi dan workshop 'Upaya Khusus Peningkatan Indeks Pertanaman dan Produktivitas Tanaman Padi dan Jagung di Rawa dan Lahan Non-Irigasi' di Kantor Pusat Kementan.Foto: Dokumentasi Humas Kementan

Dia menyampaikan petani yang tadinya hanya bisa akses pupuk bersubsidi melalui kartu tani, nantinya para petani juga dapat mengakses pupuk hanya dengan KTP.

“Upaya-upaya percepatan tanam kita lakukan, juga anggarannya sudah disetujui Rp 5,8 triliun, mudah-mudahan tahun depan bisa ditekan impor dan ditingkatkan produksi," paparnya.

Begitu juga dengan pupuk, kata Mentan Amran, petani yang bermasalah dengan pupuk lantaran harus dengan kartu tani, sekarang bisa dengan hanya KTP.

Di kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Ali Jamil mengatakan Kementan, telah mengusulkan Anggaran Belanja Tambahan (ABT) 2023 sebesar Rp 5,83 triliun mendukung peningkatan produksi padi dan jagung melalui berbagai tindaka.

Mulai dari percepatan tanam, peningkatan produksi padi, dan jagung melalui penyedia benih, alsintan, pupuk dan pestisida, optimalisasi lahan rawa dan insentif bagi petugas lapangan.

Dia menyebut Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian konsisten mendukung keberhasilan pelaksanaan kegiatan ABT 2023 & 2024 sebesar Rp 3,1 triliun melalui kegiatan Survey Investigation Design (SID), optimasi lahan, pupuk dan alsintan prapanen yang direncanakan dilaksanakan dalam dua tahap.

Tahap satu di tahun ini, lanjutnya, akan dialokasikan untuk kegiatan sebesar Rp 2,2 triliun.

Sebagai lanjutannya di tahap II, akan dilaksanakan pada TA.2024 dengan nilai sebesar Rp 902 miliar.

Kementan melakukan optimasi lahan rawan dan lahan non-irigasi untuk meningkatkan produksi padi dan jagung

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News