Kementan Dorong Ekspor Biji Pinang Asal Kalbar dalam Bentuk Olahan

Kementan Dorong Ekspor Biji Pinang Asal Kalbar dalam Bentuk Olahan
Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil, Ph.D saat melepas ekpor 162 ton biji pinang asal Kalbar ke Thailand di Pontianak, Kamis (18/7). Foto: Humas Kementan

jpnn.com, PONTIANAK - Bertumbuhnya ekspor biji pinang dari Kalimantan Barat (Kalbar) membuat Kementerian Pertanian lewat Badan Karantina Pertanian (Barantan) mendorong agar adanya investasi pengolahan biji pinang baik menjadi produk setengah jadi maupun produk akhir.

Hal tersebut karena agar margin keuntungan yang didapatkan lebih tinggi. "Ekspornya terus meningkat, ada negara tujuan baru, perlu kita apresiasi, tapi ya itu harus diolah supaya optimal," kata Ali Jamil, Kepala Badan Karantina Pertanian saat melepas ekspor 162 ton biji pinang ke Thailand di Pontianak (18/7).

Jamil menyebutkan bahwa dari data sistem otomasi Barantan IQFAST, beberapa komoditas di Pontianak juga merambah negara baru. Seperti komoditas aquatic plant dan kelapa parut kering terjadi penambahan negara tujuan seperti ke negara Maldives, Polandia, UK, Singapura dan Brunei.

BACA JUGA: Kartu Tani Bikin Distribusi Pupuk Subsidi Lebih Efisien

Ia yakin bahwa eksportasi pinang dari Kalbar akan meningkat 200 persen, pada tahun 2018 yang tercatat eksportasi 3.643,21 ton, sedangkan periode Januari hingga Juni 2019 eksportasi biji pinang dari Pangkalpinang sudah mencapai 3.301,98 ton atau sebesar 90,63 persen dari target tahun lalu. Pasar biji pinang cukup luas meliputi negara India, Bangladesh, Iran, Afganistan, Tiongkok dan Myanmar.

Menurut Jamil, selama ini eksportir di Indonesia mengekspor biji pinang dalam bentuk mentah ke berbagai negara tujuan tersebut. Dinegara tujuan, biji pinang asal Kalbar ada yang dikonsumsi namun juga sebagian besar diolah kembali menjadi produk atau bahan pembuat kosmetika dengan merek luar. "Kalau kita lihat, ini kita rugi. Kita yang susah susah nanam, mengeringkan dan seterusnya tapi negara lain yang dapat nama, belum perhitungan marginnya. Makanya ayolah, bagaimana ini bisa kita olah dulu baru kita ekspor," ungkap Jamil.

BACA JUGA: Realisasi KUR Sektor Peternakan 2019 Mencapai Rp 3,42 Triliun

Selain biji pinang, ekspor kelapa dari Kalbar juga masih banyak dalam bentuk kelapa bulat hal itu karena perusahaan pengolahan kelapa kering masih terbatas di Kalbar. Dari informasi yang ada, jumlah perusahaan baru ada dua dan kapasitasnya belum mampu menyerap seluruh kelapa bulat yang dihasilkan oleh petani.

Kementan mendorong agar adanya investasi pengolahan biji pinang baik menjadi produk setengah jadi maupun produk akhir.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News