Kementan Dorong Pengembangan Manggis untuk Konservasi dan Mengurangi Emisi Karbon

Kementan Dorong Pengembangan Manggis untuk Konservasi dan Mengurangi Emisi Karbon
Direktur Buah dan Florikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Liferdi Lukman. Foto: Kementan

"Selain manfaat ekonomi langsung, harus diingat bahwa pengembangan kawasan manggis juga memberikan manfaat terhadap lingkungan. Nah, kalau sudah bicara kepentingan jasa lingkungan, semua pihak atau stakeholders terkait musti terlibat," tambahnya.

Manajer Operasional PT ALC AGRO, Rusman, mengaku saat ini sudah mengembangkan manggis dalam satu hamparan lahan HGU seluas 90 hektar di Desa Kopo Kecamatan Cisarua, Bogor. "Kami mungkin satu-satunya swasta di Indonesia bahkan di kawasan Asia Pasifik yang menanam manggis secara monokultur dalam satu hamparan yang luasnya mencapai 90 hektar. Target kami bisa mencapai 200 hektar. Coba perhatikan, kawasan manggis yang ada di Indonesia rata-rata masih berupa hutan, bercampur dengan tanaman buah lainnya. Kami ingin bangun kawasan percontohan manggis yang tidak semata bertujuan komersial, namun melekat visi lingkungan alam yang lestari," papar Rusman.

Rusman bercerita, pada awalnya banyak pihak menilai investasi ini sebagai langkah gila dan tidak masuk akal mengingat manggis adalah tanaman tahunan yang umur mencapai panennya relatif panjang. Biaya produksi jika dilakukan pemeliharaan intensif dianggap tidak layak.

"Bayangkan, kami memulai tanam pada 2008, baru di tahun 2016 manggis mulai belajar berbuah. Ada 100 orang yang bekerja di kebun ini. Banyak pihak yang memandang skeptis dan sinis. Belum lagi tanaman manggis ini butuh perlakuan ekstra pada awal-awal penanaman. Awalnya banyak yang iseng mencabuti tanaman manggis kami hingga banyak yang mati," kenang Rusman sedih.

Namun berkat niat dan semangat filantropi yang kuat untuk melestarikan lingkungan dari pemilik perusahaan, Abdul Latief, yang tak lain Mantan Menaker era Presiden Soeharto, upaya pengembangan manggis di kawasan tersebut kini mulai menampakkan hasil menggembirakan.

"Konsep besar beliau adalah memadukan antara kehutanan dan buah produktif untuk konservasi lingkungan. Bagaimana gerakan penghijauan massal di kawasan atas Bogor mampu menanggulangi banjir di sepanjang DAS Ciliwung. Sekarang ini saja dengan menanam manggis 90 an hektar sudah terasa manfaatnya," terang Rusman.

Rusman bercerita, kalau dulu musim kemarau masyarakat sekitar kesulitan air, saat ini air bisa mengalir sepanjang tahun. "Kualitas udara di kawasan ini juga dirasakan masyarakat semakin bersih dan fresh. Aneka jenis burung yang tadinya jarang dijumpai kini semakin banyak muncul," pungkas Rusman senang.(jpnn)

Pengembangan manggis memberi manfaat ganda, selain manfaat ekonomi langsung juga berpotensi mengurangi emisi karbon.


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News