Kementan Ekspor Perdana Nanas & Pisang Karimun ke Singapura

Kementan Ekspor Perdana Nanas & Pisang Karimun ke Singapura
Ekspor perdana nanas dan pisang Karimun ke Singapura. Foto: kementan

jpnn.com, KARIMUN - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengarahkan agar kreatif meningkatkan produksi pangan berskala ekspor. Dengan begitu, upaya pemerintah meningkatkan kesejahteraan petani dan menambah devisa terwujud.

Terkait hal ini, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Hortikultura melirik ekspor komoditas pangan yang selama ini telah dikembangkan petani di wilayah perbatasan Indonesia dengan Singapura. Yakni Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau.

“Di wilayah perbatasan ini ada lahan pertanian potensial untuk budidaya nanas, pisang, durian, gambir, kelapa dan lainnya. Hasilnya berkualitas ekspor. Letaknya strategis untuk ekspor ke Singapura dan Malaysia. Sangat dekat 1,5 jam sampai Singapura,” kata Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi saat launching perdana ekspor nanas dan pisang Mas di Pulau Kundur, Kabupaten Karimun, Sabtu (20/10).

“Di Kabupaten Karimun nanas seluas 130 hektare. Ini ekspor perdana 10 ton perminggu, arahan Bapak Mentan agar digenjot lebih tinggi lagi, minimal 2 kali lipat,” sambungnya.

Suwandi menjelaskan ekspor nanas dan pisang ini merupakan wujud tindak lanjut dari komitmen dari Agribusiness Working Group antara Indonesia-Singapura. Dalam beberapa kali pertemuan, menekankan kemudahan dan percepatan ekspor komoditas pangan Indonesia ke Singapura. “Tentunya ekspor tidak hanya nanas dan pisang. Tapi komoditas lainnya buah dan sayuran lainnya segera menyusul ekspor buah,” jelasnya.

Menurutnya, kunci komoditas pangan mampu tembus pasar ekspor yakni ada pada kualitas dan aspek hilir. Kementan bersinergi dengan Pemerintah Daerah Karimun, Perwakilan BI Kepulauan Riau, Pelaku Usaha dan Koperasi secara bersama memberi bimtek benih unggul, teknis budidaya dan fasilitasi packaging house untuk penanganan pasca panen sehingga produk memenuhi standar ekspor.

“Kunci keberhasilan ekspor lainnya yakni nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan produknya. Apabila nanas diolah menjadi produk enzim bromeolin, selai, keripik, dodol, konsentrat bahan industri, nanas kaleng, sirup dan lainnya. Ini akan memberi nilai tambah dan mensejahterakan petani,” ujar Suwandi.

“Pada 2017 Indonesia ekspor nanas total 210.026 ton dan 95 persen di antaranya dalam bentuk olahan. Kita negara eksportir nanas, tidak ada impor nanas,” pintanya.

Ekspor nanas dan pisang ini merupakan wujud tindak lanjut dari komitmen Agribusiness Working Group antara Indonesia-Singapura.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News