Kementan Gencar Modernisasi Alsintan di Daerah demi Bangun Pertanian 4.0

Kementan Gencar Modernisasi Alsintan di Daerah demi Bangun Pertanian 4.0
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman bersama petani. Foto: Kementan

Keuntungan lainnya, lanjut Sarwo adalah saat tanam bisa serentak, karena pengolahan lahan bisa cepat, sehingga petani bisa tanam 3 kali setahun. Kalkulasi pemerintah dengan mekanisasi dapat menghemat biaya produksi hingga 30?n menurunkan susut panen 10%.

"Mekanisasi juga menghemat biaya olah tanah, biaya tanam dan panen dari pola manual Rp 7,3 juta/ha menjadi Rp 5,1 juta/ha," lanjutnya.

Untuk optimalisasi alsintan, pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan penyuluh terus memobilisasi penggunaan alsintan agar bisa digunakan secara optimal oleh petani. Mobilisasi alsintan ke depan akan mendorong dan mendukung perubahan pola tanam dan produksi petani.

Guna memudahkan pengelolaan alsintan oleh petani, Kementerian Pertanian melalui Ditjen PSP menggencarkan program pengembangan Pertanian Korporasi Berbasis Mekanisasi (PKBM).

Program PKBM ini meliputi pembuatan gudang alsintan, legalisasi struktur organisasi, pelatihan manajemen dan aplikasi UPJA Smart Mobile, dan penetapan  petugas pendamping lapangan.                     

Kegiatan ini sudah ada percontohannya di lima lokasi. Yakni, Kabupaten Tuban (Jawa Timur), Sukoharjo (Jawa Tengah), Konawe Selatan (Sulawesi Tenggara), Barito Kuala (Kalimantan Selatan) dan di Kabupaten Ogan Komering Ilir (Sumatera Selatan).

Berkat program mekanisasi, survei Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BB Mektan) Badan Litbang Pertanian, level mekanisasi pertanian Indonesia pun terangkat.

"Jika  pada tahun 2015 level mekanisasi pertanian Indonesia baru 0,5 HP/ha, maka tahun 2018 meningkat 236% menjadi 1,68 HP/ha," jelas Sarwo Edhy.

Kementerian Pertanian (Kementan) terus menggenjot produktivitas pertanian melalui industri revolusi 4.0 di berbagai daerah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News