Kementan Optimis Indonesia Menjadi Negara Pengekspor Jagung

"Areal tanam dari mana? Sudah banyak yang dilakukan, bukan sekadar (mengurus) existing. Ada terobosan baru, kerja sama dengan Perhutani," kata Syukur.
Untuk mengetahui perkembangan tanaman jagung di berbagai daerah, Kementan selalu melakukan kontrol setiap harinya.
Kemudian, Kementan pun berupaya meningkatkan kesejahteraan petani melalui penetapan harga pokok penjualan (HPP) jagung sebesar Rp3.150.
Hasil kerja keras tersebut pun mulai membuahkan hasil. Salah satu indikasinya, tercermin dari belum adanya pemenuhan kebutuhan jagung nasional melalui produk luar negeri.
"Sampai sekarang, alhamdulillah, belum ada impor. Dibanding tahun sebelumnya, turun 66 persen," ungkap Syukur.
Apabila terjadi surplus stok jagung, maka Kementan bakal mendorong Bulog untuk menyerap hasil produksi. Sehingga petani pun tidak dirugikan.
Bahkan, di beberapa tempat pada bulan Juni lalu, diketahui ada panen sebesar 2,3 juta ton yang dihasilkan dari 450 ribu hektarr. "Itu cukup juga untuk pakan ternak," jelasnya.
Hasil panen yang berlimpah tersebut, menjadi daya tarik bagi Malaysia untuk membeli jagung Indonesia sebanyak 3 juta ton, setelah sebelumnya menyuplai kebutuhannya dari Amerika Latin.
Tenaga Ahli Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Mat Syukur, meyakini Indonesia mampu menjadi negara eksportir jagung.
- Kementan Kukuhkan Young Ambassador Agriculture 2025 & Duta Brigade Pangan Inspiratif
- Mentan Amran Sebut Produksi Beras Melonjak, Ini Angka Tertinggi
- Wamentan Sudaryono Optimistis Indonesia Jadi Lumbung Pangan Dunia
- Kementan Cetak Petani Muda, Indonesia Jadi Role Model Global
- Mentan Amran dan Wamentan Sudaryono Jadi Ujung Tombak Mencapai Swasembada Pangan
- Kementan Gelar Forum Komunikasi Publik Standar Pelayanan RIPH