Kementan Rayakan Merdeka Panen dan Tanam Bersama Petani Lewat Bimtek On The Spot

“KT Gemah Ripah meminta masukan bagaimana untuk meningkatkan produksi dan juga mengatasi harga yang murah ini sehingga masih mendapatkan keuntungan,” ucap Yogiantoro.
Langsung dari Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali, Ketua KT Petani Muda Keren (PMK), Gede Suardita mengungkapkan bahwa kelompok taninya menerapkan konsep tumpang sari serta sudah menggunakan teknologi mekanisasi dan internet untuk budi daya sayuran buah dan sayuran daun.
“Konsep bertani yang dilakukan kelompok tani kami adalah tumpang sari karena lahan di sini merupakan lahan yang kecil. Paling luas itu 1 hektar,” jelas Gede.
Konsep tumpang sari digunakan untuk mengantisipasi harga yang tidak menentu.
Salah satu tanaman bisa saja kemungkinan memiliki nilai jual tinggi dan ada juga yang rendah.
Sementara itu, sistem perawatan sudah menggunakan sistem budidaya smart farming, yakni pertanian yang berbasis internet untuk meningkatkan petani untuk melakukan perawatan seperti pemupukan dan pemanenan.
Gede memaparkan bahwa keuntungan penggunaan internet ini adalah adanya kontinuitas dalam berproduksi.
Tidak hanya petani, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Beni Yoga turut bergabung pada kegiatan Bimtek On The Spot.
Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Hortikultura mengadakan Bimtek On The Spot bertemakan Merdeka Panen dan Tanam.
- Gegara Rekor Inflasi Rendah, Pemerintah Klaim Swasembasa Pangan Bakal Sukses
- Wamentan Sudaryono Kunjungi Pusat Pertanian di Belanda, Ini Tujuannya
- Promosikan Hasil Riset GRS BPDP, AII: Bisa Dihilirisasi Petani dan UMKM
- Harga Pangan Hari Ini, Beberapa Turun, tetapi Ada yang Tetap Tinggi
- Kementan Kukuhkan Young Ambassador Agriculture 2025 & Duta Brigade Pangan Inspiratif
- Kolaborasi BULOG-Pupuk Indonesia Saat Panen Raya, Petani Langsung Beli Pupuk Sesuai HET