Kementan Terapkan Aplikasi Teknologi Hemat Air di Lahan Berpasir untuk Hadapi El Nino

Kementan Terapkan Aplikasi Teknologi Hemat Air di Lahan Berpasir untuk Hadapi El Nino
Kementan melalui Direktorat Jenderal Hortikultura melakukan langkah konkret dan terobosan dengan melaksanakan bimtek teknologi. Foto: dok Kementan

jpnn.com, YOGYAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Hortikultura melakukan langkah konkret dan terobosan dengan melaksanakan bimtek teknologi hemat air pada lahan berpasir sekaligus live streaming Virtual Literacy Teknologi Penanganan Dampak Perubahan Iklim pada Lahan Berpasir di Kab. Bantul DI. Yogyakarta.

Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto menerangkan bahwa ada tiga strategi kebijakan pembangunan hortikultura terkait perubahan iklim, yaitu antisipasi, mitigasi, dan adaptasi.

"Kami telah memiliki langkah-langkah preventif dalam menghadapi ancaman dampak perubahan iklim, dan alhamdulillah, hari-hari besar keagamaan telah berlalu dan tidak ada gejolak, itu artinya kita mampu menjaga produksi dan stabilitas harga sehingga petani tersenyum dan konsumen juga bahagia," kata Anton, sapaan akrabnya.

Dia menambahkan untuk meminimalkan dampak negatif, mitigasi dalam mengurangi risiko terhadap peningkatan emisi gas rumah kaca dan adaptasi melalui penyesuaian sistem alam hingga sosial.

Prihasto Setyanto mengungkapkan bahwa melalui pengumpulan data dan informasi iklim dari UPTD BPTPH se-Indonesia adalah langkah nyata dalam penanganan dampak perubahan iklim.

Selanjutnya berkoordinasi dengan BMKG tentang prakiraan cuaca untuk 4 bulan ke depan dan antisipasi ketersediaan air hujan serta menyusun Early Warning System (EWS) manajemen pola tanam ke dinas pertanian se-Indonesia.

Kemudian berkordinasi dengan perguruan tinggi dan instansi terkait informasi daerah rawan kekeringan dan kebanjiran.

Sejalan dengan Dirjen Hortikultura, Direktur Perlindungan Hortikultura, Jekvy Hendra menyampaikan bahwa kebijakan pusat untuk pengamanan produk hortikultura melalui strategi adaptasi dan mitigasi dengan sasaran lokasi kampung hortikultura yang rawan terkena dampak perubahan iklim (kekeringan dan kebanjiran).

Kementan melalui Direktorat Jenderal Hortikultura melakukan langkah konkret dan terobosan dengan melaksanakan bimtek teknologi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News