Kemiskinan di Perdesaan Malah Turun, Kenapa?

Kemiskinan di Perdesaan Malah Turun, Kenapa?
Mentan Andi Amran Sulaiman pada seminar nasional Peran Teknologi Agronomi dalam Mempercepat Penciptaan dan Hilirisasi Inovasi Pertanian yang digelar oleh Perhimpunan Agronomi Indonesia (Peragi) di Bogor. Foto: Kementan

"Ini merupakan informasi bagus dan menunjukkan satu indikator petani lebih sejahtera," ungkap Winarno.

Program Kementan

Sementara itu, Kepala Bidang Data Sosial Ekonomi Pusdatin Kementan, Lutful Hakim, menguraikan beberapa yang dibuat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani.
Diantaranya, program pemberdayaan petani melalui pelatihan dan pendampingan, pengembangan kawasan rumah pangan lestari, perlindungan harga melalui penetapan harga atas dan harga bawah.

Lalu, serap gabah dan produk pangan strategis lain, kemitraan petani jagung dengan Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT), kemudahan akses Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan asuransi usaha tani padi dan sapi.

"Kementan pun fokus pada memperpendek rantai pasok tata niaga pangan, membangun Toko Tani Indonesia (TTI), membentuk Satgas (Satuan Tugas) Pangan, dan lainnya," paparnya.

Peningkatan kesejahteraan petani tersebut juga terkait dengan lonjakan produksi yang dihasilkan melalui beberapa program Kementan lainnya. Contoh, perbaikan jaringan irigasi 3 juta hektar, bantuan alat mesin pertanian (alsintan) 80 ribu unit/tahun, bantuan benih unggul, subsidi pupuk, perluasan areal tanam, dan pola tanam jajar legowo.

Adapun capaian produksi sekarang, seperti padi, naik 11,7 persen atau 8,3 juta ton gabah kering giling (GKG) dan senilai Rp38,2 triliun rentan 2014-2016.

"Produksi jagung naik 4,2 juta ton atau 21,9 persen. Peningkatan produksi jagung ini setara Rp13,2 triliun," tandas Lutful.(adv/jpnn)


Badan Pusat Statistik mencatat angka kemiskinan di Indonesia mengalami peningkatan per Maret 2017 menjadi 27,77 juta jiwa atau bertambah 6.900 orang


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News