Kenaikan Tarif Listrik Lebih Mendesak Dibanding BBM
Rabu, 21 Maret 2012 – 03:03 WIB

Kenaikan Tarif Listrik Lebih Mendesak Dibanding BBM
Meski kenaikan tarif listrik merupakan kebutuhan mendesak, Anggito berpendapat kenaikan harga BBM juga tetap perlu dilakukan. Ia menghitung, kenaikan harga yang pantas dilakukan agar neraca migas sama dengan posisi sebelum pengajuan APBN Perubahan adalah Rp 700 per liter.
Sedangkan kenaikan harga BBM yang ideal menurutnya adalah Rp 1.000 per liter. Menurut Anggito, jika harga BBM dinaikkan Rp 1.000 per liter, dampak inflasi akan lebih terkendali di kisaran 2 persen. Sedangkan jika dinaikkan Rp 1.500 per liter, inflasi bisa di atas 2 persen. Selain itu, kebutuhan anggaran untuk program kompensasi juga menjadi lebih besar.
Dia menambahkan, jika tanpa kenaikan harga BBM dan listrik, pendapatan dari sektor migas dikurangi beban subsidi memang masih surplus Rp 68,8 triliun. Namun jika dikurangi Dana Bagi Hasil ke daerah, surplusnya tinggal Rp 18,4 triliun. Sedangkan jika ditambah subsidi listrik, menjadi defisit Rp 68 triliun.
Anggito mengatakan, tanpa kenaikan harga BBM, defisit anggaran bisa di atas 3 persen dari Produk Domestik Bruto. "Kenaikan harga BBM juga memberikan insentif pada pengembangan bahan bakar gas dan energi alternatif," katanya. (sof)
JAKARTA - Pengamat ekonom Anggito Abimanyi menilai menaikkan tarif tenaga listrik dinilai lebih mendesak dibandingkan dengan menaikkan harga BBM.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- World Safety Day 2025: IWIP Perkuat Budaya K3 di Lingkungan Kerja
- Manfaatkan Fasilitas SKA, Beragam Produk Asal Majalengka Tembus Pasar Mancanegara
- Lippo Karawang Siapkan Hunian dan Komersial Terbaru, Cek di Sini Harganya
- Peluncuran COCOBOOST di Ajang Mizone Active Zone Seru
- Investasi di Bidang SDM Bikin Bank Mandiri Raih Predikat Champion of the Year dan 12 Penghargaan Bergengsi
- Bea Cukai Gagalkan Distribusi Rokok Ilegal Senilai Hampir Rp 2 Miliar, Ini Kronologinya