Kenang Masa TNI, AHY Merasa Aturan Perang dan Politik Sama

Kenang Masa TNI, AHY Merasa Aturan Perang dan Politik Sama
Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau biasa disapa Mas AHY. Foto: Ricardo/JPNN

"Bukan perubahan biasa, tetapi perubahan besar dan fundamental yang berlandaskan pada nilai-nilai dan etika. Ini tentu membutuhkan kerja keras, kerja sama, dan komitmen dari semua yang ingin melakukan perubahan tersebut," kata AHY.

Walakin, kenyataannya tidak mudah untuk diwujudkan, komitmen menjadi barang yang langka.

"Kata maaf dijadikan obat yang murah untuk pengingkaran atas sebuah komitmen. Ini tentu berbahaya, jika dibiarkan bisa menjadi budaya," tuturnya.

Dia khawatir hal itu akan menjadi sebuah pembenaran dan lambat laun bisa membentuk karakter bangsa yang tidak bertanggung jawab.

"Tentu sekali lagi kami tidak akan membiarkan itu terjadi. Untuk itu, kami tidak akan meneyrah untuk terus memperjuangkan nilai dan etika dalam kehidupan politik dan demokrasi kita," tegasnya.

Tak hanya itu, dia juga menjelaskan partai politik adalah sebuah institusi, sehingga memiliki tata kelola dan mekanisme. Terlebih dalam pengambilan keputusan yang menyangkut hajat hidup orang banyak.

"Memilih pemimpin, utamanya calon presiden dan calon wakil presiden yang kelak akan bertanggung jawab atas lebih dari 270 juta jiwa tidak bisa diputuskan begitu saja dalam hitungan menit oleh segelintir orang," jelasnya.

Dia menjelaskan sejak awal Partai Demokrat telah mengingatkan untuk tidak sekali-kali melakukan fait acompli.

Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY bercerita soal pengalaman sebagai seorang prajurit TNI dan aturan perang sama dengan politik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News