Kenapa KTT G20 Begitu Menarik Bagi Jurnalis Asing?

Kenapa KTT G20 Begitu Menarik Bagi Jurnalis Asing?
Layar monitor yang menampilkan Presiden Joko Widodo mempromosikan KTT G20 di halaman KBRI Beijing, China. Foto: ANTARA/M. Irfan Ilmie

"Apa harapan masyarakat Indonesia atas kehadiran Xi Jinping?" demikian pertanyaan media penyiaran resmi China kepada ANTARA.

Sebenarnya bukan harapan masyarakat Indonesia saja, melainkan juga komunitas dunia internasional yang menginginkan adanya konsensus penting yang berhasil dicapai di tengah situasi ekonomi dan politik global yang tidak menentu ini.

Sudah beberapa kali rekan-rekan media dari Amerika Serikat, Inggris, Jepang, dan lainnya yang mengajukan pertanyaan serupa.

Hanya konteksnya saja sedikit berbeda, misalnya pertanyaan "Apakah ada agenda Xi Jinping bertemu Joe Biden di KTT G20?", "Adakah rencana Xi bertemu Putin di Bali?", dan "Apakah pemimpin China bersedia melakukan pertemuan dengan pemimpin Jepang di G20?"

Dan, jawabannya pun sama, menunggu waktu yang tepat karena Beijing tidak akan memberikan statemen atas sesuatu yang belum pasti atau belum siap 100 persen.

Lalu, datang rekan media dari India yang sama-sama meliput Kongres CPC memberikan nilai positif terhadap pertanyaan ANTARA, "Begitu seharusnya agar setiap kali press briefing tidak selalu isu seputar CPC."

Dalam pengarahan pers bersama oleh Shen Beili dan Ma Zhaoxu yang berlangsung sekitar tiga jam dan diikuti sekitar 500 wartawan lokal dan asing itu pemandu acara hanya memberikan kesempatan kepada lima penanya.

ANTARA sangat beruntung mendapatkan kesempatan langka itu karena dari lima penanya hanya dua yang dari media asing. Kesempatan itulah yang dimanfaatkan ANTARA untuk menanyakan pandangan pemimpin China terhadap Keketuaan Indonesia di G20 dan rencana kehadiran di Bali.

Untuk awak media China yang ingin meliput KTT G20 di Bali, KBRI Beijing sudah mengeluarkan 221 visa

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News