Kenapa Teroris di Riau Pakai Pedang, di Surabaya dengan Bom?

Kenapa Teroris di Riau Pakai Pedang, di Surabaya dengan Bom?
Situasi di Polda Riau setelah insiden penyerangan terduga teroris. Foto: JPG

Selain itu, teror di Surabaya menunjukkan sebuah fenomena yang memprihatinkan. Yakni, terjadinya transfer ilmu peracikan dan pembuatan bom dari mantan kombatan yang lebih senior. ’’Sebab, teknik peracikan dan pembuatan bom di Surabaya jauh lebih baik ketimbang serangan-serangan sebelumnya. Memang belum matang, tapi sudah tergolong bagus,’’ tegas Ali.

Hal itu dibenarkan salah seorang anggota Densus 88 yang ikut menangani kasus tersebut. ’’Ada kekhawatiran hal itu terjadi,’’ lanjut petugas tersebut seraya mewanti-wanti agar namanya tak disebutkan.

Menurut dia, Densus 88 belum bisa memastikan soal itu dan siapa mantan kombatan di Surabaya yang memberikan pelatihan tersebut. Dia lantas menyebut salah seorang ustaz berinisial KB.

Inisial nama itu dikenal sebagai salah seorang ideolog garis keras di Surabaya. Namun, dia tidak pernah muncul di permukaan. Hanya dikenal secara underground sebagai ustaz yang sangat dihormati di kalangan orang-orang yang menjulukinya ikhwan jihadi.

Dari informasi yang dihimpun Jawa Pos, KB bukan seorang kombatan. Murni seorang ideolog yang sangat didengar kalangan pelaku teror tersebut. ’’Tapi, dia punya akses ke mana-mana. Karena didengar itu, dia menjadi berbahaya,’’ terangnya.

KB bisa memerintah salah seorang mantan kombatan untuk mengajarkan teknik perakitan dan perancangan bom kepada Dita Oeprianto. ’’Kami masih mencari bukti-buktinya,’’ kata sumber tersebut.

Dia kemudian mengilustrasikan KB itu seperti Aman Abdurrrahman atau Abu Bakar Ba’asyir. Yakni, bukan kombatan, tetapi pendapatnya sangat dihargai. Ketika dimintai konfirmasi, Kabidhumas Polda Jatim Kombespol Frans Barung Mangera enggan menjawab. ’’Semua masih dalam penyelidikan,’’ ujarnya. (c5/ano)


Di mata teroris, Surabaya memiliki banyak sumber daya terjangkau untuk mendukung aksi mereka.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News