Keok di WSSP300 Spanyol, Yamaha Kambing Hitamkan Regulasi

Keok di WSSP300 Spanyol, Yamaha Kambing Hitamkan Regulasi
Pembalap Yamaha di WSSP300 Sirkuit Aragon, Spanyol. (Foto: Yamaha)

jpnn.com, ARAGON - Pembalap Yamaha Indonesia Galang Hendra Pratama harus puas melahap seri pertama World Supersport 300 (WSSP300) di Sirkuit Aragon, Spanyol hanya finis di urutan ke-16 dari 39 starter yang terlibat.

Galang Hendra di bawah bendera tim Biblion Yamaha MotoxRacing tidak bisa bersaing kuat dengan para rivalnya, terutama tim dengan tunggangan selain Yamaha.

Untuk sesama pembalap Yamaha yang tergabung dalam program bRU cRU Challenge, Galang memang jadi yang terbaik. Lainnya seperti Luca Bernardi (Team Trasimeno) menyelesaikan lomba di posisi ke-19, Dennis Koopman ke-21 dari tim GRT Yamaha WorldSSP300 Team dan J Overbeeke (Team Trasimeno) di deretan ke-25.

Sayangnya, ketika menghadapi rider lain seperti Maximilian Kappler (Freudenberg KTM WorldSSP Team), kemudian Koen Meuffels (KTM), Scott Deroue (Kawasaki) dan mika Perez (Kawasaki), Yamaha YZF-R3 tak kuasa menandingi.

Alih-alih mengevaluasi performa kendaraannya, Yamaha lebih menyalahkan regulasi balapan atas ketertinggalan para rider mereka dari pembelap dengan tunggangan lain. Alasannya adalah regulasi yang tak seimbang.

Pada bagian lain yang sangat penting dicermati dan dipahami, bahwa regulasi mesin WSSP300 terbukti tidak seimbang. Yamaha YZF-R3 merupakan motor dengan kubikasi silinder terkecil dibanding para rivalnya. Aturan pembatasan RPM mesin ataupun bobot belum menciptakan persaingan yang kompetitif.

Demikian mengacu pada data top speed yang berbeda jauh. Kemudian pula menyangkut rekor catatan waktu dibanding musim 2017 yang berbeda hingga 4-5 detik dan gap waktu pada data result ataupun hasil juara WSSP300 Aragon.

Untuk kecepatan tertinggi dibanding Kawasaki Ninja 400 ataupun KTM RC390, maka berbeda antara 10-15 km/jam dengan YZF-R3. Alhasil, selalu tertinggal di trek lurus utama.

Pembalap Yamaha Indonesia hanya Finis ke-16 di WSSP300 Aragon, evaluasinya malah menyalahkan regulasi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News