Kepemimpinan Berintegritas Harus Dimulai dari Keluarga

Kepemimpinan Berintegritas Harus Dimulai dari Keluarga
Yayasan Bhumiksara menghadirkan para narasumber pada Seminar Nasional Dies Natalis ke-33 dan Reuni Nasional Bhumiksara yang diselenggarakan secara virtual, Sabtu (17/4/2021). Seminar membahas soal kepemimpinan berintegritas. Foto: Tangkapan layar

Senada dengan Yanuar Nugroho, Agustinus Prasetyantoko menekankan dunia pasca pandemi akan berubah dan tidak akan kembali ke situasi pra-pandemi. 

Menurut dia, pemimpin perlu memiliki keberanian untuk melihat fakta bahwa dunia yang berubah dan seberapa pun menyakitkan.

“Dalam dunia yang berubah, aspek-aspek terkait teknologi tidak bisa dihindari, skill pemimpin harus terus di-upgrde,” ujar Rektor Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya ini.

Dia menekankan yang lebih mendasar dari dunia pasca pandemi adalah berbagai problematika yang muncul yaitu dunia yang makin brutal, sehingga seorang pemimpin perlu memiliki pegangan.

Agustinus menyampaikan dua dokumen yang dikeluarkan Paus Fransiskus dapat menjadi pegangan untuk menjadi pemimpin berintegritas. Dua dokumen tersebut, yaitu Laudato si' (Puji Bagi-Mu) ensiklik kedua dan Fratelli tutti (Saudara Sekalian) ensiklik ketiga Paus Fransiskus.

Menurutnya, dengan dokumen tersebut, manusia diharapkan dapat lebih hormat pada bumi dan pada sesama.

Rhenald Kasali menyebutkan integritas basisnya adalah rumah tangga dan harus diajarkan sejak usia dini.

Dunia tengah berubah dan menghadapi situasi sulit. Untuk itu, integritas menjadi karakter dasar yang harus dimiliki sejak kecil dan menjadi sikap hidup sampai dewasa.

Yayasan Bhumiksara sebagai organisasi yang menghasilkan kader bangsa merasa perlu merefleksikan kepemimpinan beritegritas dalam menyongsong tatanan masyarakat baru.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News