Kepruk Kendil

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Kepruk Kendil
Dhimam Abror Djuraid. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Kepruk kendil adalah sebuah permainan yang populer saat peringatan tujuh belasan. 

Dengan mata tertutup kita memegang pentungan. Berjalan ke sana ke mari tanpa arah dan tujuan. 

Menyabet ke samping, memukul ke depan. Lantas….pyaarr…kendil pun hancur berantakan. 

Tua muda dan anak-anak menggemari permainan kepruk kendil itu. Orang di sekeliling bersorak-sorak dan berteriak-teriak. 

Ada yang tertawa terpingkal-pingkal ketika kita tersasar tak tentu arah. Ada yang mengejek, dan bahkan ada yang sengaja memberi instruksi yang menyesatkan.

Kita, dengan mata tertutup dan pentungan besar di tangan, mencoba menaksir arah. Mencoba mencari haluan. Di tengah riuhnya teriakan dan hujatan, kita mencoba mencari sasaran. 

Sering kali kita tidak bisa mendekati tujuan, dan hanya bisa memukul dan menyabet membabi buta. Dan, ketika kita bisa mengincar objek pyaar…kendil hancur sekali pukul.

Entahlah, apa makna permainan ini. Beberapa tahun terakhir permaian kepruk kendil jarang ditampilkan pada acara tujuhbelasan di kampung. 

Bangsa ini, persis seperti gambaran anak kecil yang sedang bermain kepruk kendil. Mata tertutup tak bisa melihat arah. Kita sering tersesat jauh dari sasaran.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News