Kepunahan Harimau Sumatra Semakin Memburuk

Kepunahan Harimau Sumatra Semakin Memburuk
Kepunahan Harimau Sumatra Semakin Memburuk

Setiap harimau dapat diidentifikasi dengan pola garis unik mereka yang memungkinkan para peneliti menghindari duplikasi dalam penghitungan.

Korupsi dan kelapa sawit

Kepunahan Harimau Sumatra Semakin Memburuk
Taman Nasional Kerinci diperkirakan memiliki 42 harimau betina di tahun 2012.

Supplied: Matthew Scott Luskin

Menurut Mason Campbell, pakar ekologi tropis pada James Cook University, meskipun fragmentasi habitat yang disebabkan pemnbukaan jalan merupakan salah satu ancaman bagi harimau, namun justru akses jalan itu dapat memicu tekanan lebih lanjut.

"Indonesia menginvestasikan banyak dana untuk membangun jalan-jalan besar di pulau-pulau utama," kata Dr Campbell.

"Jalan-jalan ini masuk ke sana dan biasanya di belakang mereka, yang pertama adalah para pemburu. Mereka menghabisi harimau dan gajah dan hewan lain yang mungkin bernilai," ujarnya.

"Di belakang mereka seringkali para penebang selektif dan pembalak liar yang datang dan mencuri kayu bernilai mahal," tambahnya.

Menurut Dr Campbell, status konservasi hutan tersebut kemudian dapat diturunkan setelah ditebangi, memberikan pijakan bagi industri untuk memulai perkebunan mereka.

"Perusahaan lebih besar, lebih luas, lebih kaya yang datang. Mereka seringkali - saya coba mengatakannya secara sopan - terkait dengan pejabat pemerintah setempat yang menyetujui pembangunan jalan tersebut," katanya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News