Keren, Alat Deteksi DBD Ini Inovatif dengan Harga Terjangkau
Irvan menjelaskan, uji-uji tersebut dilakukan dengan melakukan isolasi virus dalam kultur sel, identifikasi asam nukleat atau antigen serta deteksi antibodi spesifik terhadap virus. Oleh sebab itu deteksi dengue yang spesifik tapi murah sangat dibutuhkan.
"Kit Diagnostik DBD berbasis teknik imunokromatografi dengan menggunakan anti-NS1 mAb (antibodi monoklonal) bisa mendeteksi dalam waktu dua sampai 10 menit. Harganya pun murah tidak sampai Rp 50 ribu," ucapnya.
Rencananya alat ini akan dipasarkan lewat Kimia Farma pada April mendatang. Masyarakat bisa membelinya dengan harga terjangkau sehingga bisa menghemat biaya pengobatan ke dokter yang mencapai jutaan rupiah.
"Sebagai peneliti akan sangat membanggakan bila hasil penelitian kami bisa membantu masyarakat. Sebenarnya di luar negeri, alat deteksi serupa ini juga ada cuma tidak seakurat temuan kami karena kami menggunakan bahan baku lokal," tutupnya.(esy/jpnn)
Peneliti lulusan universitas di Herosima, Jepang ini membuat alat deteksi DBD yang sangat inovatif dengan harga terjangkau.
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad
- Vaksinasi Jadi Salah Satu Solusi Mencegah DBD
- DBD Jadi Momok Menakutkan di Banyuwangi, Periode Januari-April 205 Kasus, 4 Orang Meninggal Dunia
- Anak Fairuz A Rafiq Sempat Kritis Akibat DBD, Sonny Septian Cerita Begini
- Enam Pasien DBD di Lebak Banten Meninggal Dunia, Dinkes Imbau Warga Gencarkan PSN
- Dinkes Sebut Kasus DBD di Karawang Lebih dari 400 Selama Beberapa Bulan Terakhir
- Pasien DBD Padati RSUD Purwakarta, Lima Orang Meninggal Dunia