Keren, Penyuluh KB dan Penyuluh Agama Bersinergi untuk Mencegah Stunting

Keren, Penyuluh KB dan Penyuluh Agama Bersinergi untuk Mencegah Stunting
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo (kiri) saat beraudiensi dengan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Kamis (11/2/2021). Foto: Humas BKKBN

jpnn.com, JAKARTA - Untuk mencegah stunting, jangan hanya terpaku pada bayi yang sudah terlahir stunting, tetapi juga lebih banyak fokus pada mereka yang baru akan menikah, merencanakan kehamilan dan seterusnya.

“Oleh karena itu, kita harus mampu mengawal mereka, calon Ibu. Kami harapkan menyiapkan kondisi yang bagus jangan sampai seperti kurang gizi, anemia, kemudian juga memperhatikan jarak kelahiran,” ungkap Kepala BKKBN Hasto Wardoyo saat melakukan audiensi dan kunjungan ke Menteri Agama di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Kamis (11/2/2021).

Pada kesempatan itu, Hasto mengharapkan arahan, dukungan dan saran dari Menteri Agama. Salah satunya untuk masuk dalam Tim Percepatan Pencegahan Stunting.

Menuru Hasto, saat ini yang harus kita kawal adalah pernikahan, karena setiap tahun menurut data kurang lebih ada sekitar 2 juta pernikahan dari jumlah itu sekitar 80 persen.

“Kemudian akan segera hamil dan melahirkan karena orang Indonesia rata-rata ingin langsung hamil di tahun pertama pernikahan,” tambah Dokter Hasto.

Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan stunting sudah lama jadi pembahasan sejak dirinya menjadi anggota DPR.

Sekarang, kata Gus Yaqut, ada kesempatan untuk melakukan ekspose lebih banyak terkait hal tersebut.

Pasalnya, persoalan stunting ini terkait dengan masa depan kita. Kementerian Agama secara teknis akan siap untuk dilibatkan dalam upaya percepatan pencegahan stunting.

Untuk mencegah stunting, jangan hanya terpaku pada bayi yang sudah terlahir stunting. Tetapi juga lebih banyak fokus pada mereka yang baru akan menikah, merencanakan kehamilan dan seterusnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News