Keren, Penyuluh KB dan Penyuluh Agama Bersinergi untuk Mencegah Stunting

Keren, Penyuluh KB dan Penyuluh Agama Bersinergi untuk Mencegah Stunting
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo (kiri) saat beraudiensi dengan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Kamis (11/2/2021). Foto: Humas BKKBN

“Kami memiliki 50 ribu Penyuluh Agama yang tersebar di seluruh Indonesia, sinergi antara Penyuluh Agama dan Penyuluh KB akan menjadi hal yang luar biasa untuk melakukan sosialisasi mengenai stunting kepada masyarakat,” kata Menag yang juga Ketua Umum DP Ansor itu.

Lebih lanjut, Gus Yaqut menatakan Kemenag juga tengah melakukan revitalisasi Kantor Urusan Agama (KUA) agar tidak hanya melayani pernikahan saja, namun juga pelayanan agama, sehingga mengenai stunting bisa tercakup di dalamnya.

Siapkan Aplikasi Online

Hasto menambahkan BKKBN saat ini juga sedang menyiapkan aplikasi online bagi mereka yang akan menikah agar tiga bulan sebelum menikah bisa melaporkan di aplikasi ini.

“Dengan aplikasi ini, kami bisa menilai seperti apa status gizinya,” kata Hasto.

Menurut Hasto, BKKBN tidak menghalangi orang untuk menikah namun apabila misalnya ada anemia pada calon Ibu sangat disarankan untuk minum seperti tablet penambah darah, asam folat terlebih dahulu.

“Kami juga  menyarankan agar menikah dan melahirkan bagi perempuan minimal diatas usia 21 tahun, karena dari  sisi kedokteran di usia ini ideal untuk hamil dan melahirkan,” kata Dokter Hasto.

Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas menjelaskan Kementerian agama saat ini juga tengah mengembangkan super apps, semacam aplikasi yang bias mencakup berbagai hal seperti untuk mempermudah mengurus pernikahan.

Untuk mencegah stunting, jangan hanya terpaku pada bayi yang sudah terlahir stunting. Tetapi juga lebih banyak fokus pada mereka yang baru akan menikah, merencanakan kehamilan dan seterusnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News