Kerja Kasual Natal Jadi Batu Loncatan Untuk Dapat Pekerjaan Tetap di Australia

Gwen mengakui kalau pekerjaan di sektor ritel lebih mudah didapatkan saat menjelang Natal, karena pertokoan yang buka lebih lama dari biasanya dan banyak pekerja yang berlibur.
Pengalaman yang sama juga dirasakan oleh Jason Hendriks, pemuda asal Makassar yang sedang bekerja di sebuah produk perawatan tubuh buatan Australia.

Menurut Jason, toko tempat ia bekerja membutuhkan lebih banyak tenaga, karena banyaknya konsumen yang berbelanja membeli hadiah Natal dan Tahun Baru, belum lagi dengan tawaran diskon.
"Karena mereka butuh lebih banyak tenaga kerja, jadi ada toleransi untuk tidak terlalu mementingkan pengalaman," katanya.
Baik Gwen dan Jason mengaku bayaran mereka sebagai pekerja kasual di musim liburan masih sama dengan bulan-bulan lainnya, yakni antara AU$ 25 hingga 30, atau lebih dari Rp 241 ribu hingga Rp 280, per jam.
"Tapi jelang akhir tahun kita bisa bekerja lebih lama, kalau di bulan biasa hanya kerja tiga sampai empat jam, kini bisa sampai delapan jam dalam sehari," kata Jason.
Jason juga mengaku kalau dalam dua minggu terkahir menjelang Natal, ia mendapat jadwal kerja lima hari dalam sepekan.
Di saat warga Australia menikmati liburan akhir tahun, dua pemuda asal Indonesia lebih memilih menjadi pekerja kasual
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Korea Selatan dan Australia Ramaikan Semarang Night Carnival 2025
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan