Keroncong, Musik Kita, Kebanggaan Kita

Keroncong, Musik Kita, Kebanggaan Kita
Ilustrasi. Foto: dokumen JPNN

Salah satu lagu oleh Kusbini disusun kembali kini dikenal dengan nama Kr. Muritsku, yang diiringi oleh alat musik dawai. Musik keroncong yang berasal dari Tugu disebut keroncong Tugu. Dalam perkembangannya, masuk sejumlah unsur tradisional Nusantara, seperti penggunaan seruling serta beberapa komponen gamelan. 

Pada abad ke-19 bentuk musik campuran ini sudah populer di banyak tempat di Nusantara, bahkan hingga ke Semenanjung Malaya. Masa keemasan ini berlanjut hingga sekitar tahun 1960-an, dan kemudian meredup akibat masuknya gelombang musik populer (musik rock yang berkembang sejak 1950, dan berjayanya grup musik Beatles dan sejenisnya sejak tahun 1961 hingga sekarang).

Meskipun demikian, musik keroncong masih tetap dimainkan dan dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat di Indonesia dan Malaysia hingga sekarang.

Budaya Indonesia yang paling asli, kata Arief Yahya adalah cepat dan pintar menyesuaikan dengan tradisi mana saja. Lalu terbangun harmoni baru. Karena itu kesenian yang berkembang di Indonesia banyak dipengaruhi oleh banyak faktor, tradisi, budaya lokal, plus pengaruh global dan teknologi. "Karena itu kita tumbuh menjadi bangsa yang adaptasinya cepat, inovasinya bagus," kata Arief. (jpnn)


JAKARTA - Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA ITB) Angkatan tahun 80 bersama HAMKRI - Himpunan Artis dan Musisi Keroncong RI-- akan melaunching


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News