Kesabaran Habis, Presiden Lebanon Sebut Saudi Pelanggar HAM
Keluarga yang berkunjung ke kediaman Hariri di Saudi harus melalui pengecekan, baik ketika masuk maupun keluar. Penahanan Hariri dan keluarganya itu dianggap memengaruhi martabat Lebanon.
”Kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi dan kehilangan waktu. Urusan negara tidak bisa dihentikan begitu saja,” tambahnya.
Aoun kembali menegaskan bahwa dirinya tidak bisa membuat keputusan untuk menerima atau menolak pengunduran diri Hariri. Sebab, Hariri melakukannya dari luar negeri.
Dia minta pemimpin Future Movement itu segera kembali ke Lebanon untuk menegaskan jadi mundur atau tidaknya. Termasuk mendiskusikan alasan pengunduran dirinya dan langkah apa yang akan diambil selanjutnya.
Pasca pernyataan Aoun itu, Hariri langsung mengonfirmasi kepulangannya lewat akun Twitter-nya.
”Saya ingin mengulangi dan menegaskan bahwa saya baik-baik saja dan akan kembali, jika Allah mengizinkan, ke Lebanon tercinta seperti yang saya janjikan ke kalian, lihat saja nanti,” cuitnya kemarin. Hariri tidak memberikan tanggal pasti kapan dirinya akan pulang.
Pernyataan serupa dilontarkan anggota parlemen dari Future Movement Okab Sakr. Dia mengaku telah menghubungi Hariri kemarin dan menampik pernyataan Aoun bahwa PM ke-33 Lebanon itu dan keluarganya tengah ditahan Saudi.
Sementara itu, Menlu Prancis Jean-Yves Le Drian kemarin malam tiba di Riyadh. Dia akan mendiskusikan krisis di Lebanon bersama dengan putra mahkota Saudi Pangeran Muhammad bin Salman dan Hariri.
Untuk pertama kalinya Presiden Michel Aoun secara terang-terangan menunjuk Arab Saudi
- Nilai Tukar Rupiah Masih Lebih Baik dari Mata Uang Negara Lain
- Arab Saudi Dukung Indonesia Bidding Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Ini Buktinya
- Indonesia Punya UMKM, Modal Kuat Perekonomian untuk Hadapi Dampak Konflik Timur Tengah
- Jelajahi Arab Saudi dan Temukan Keindahan Sejati Arabia di Jakarta
- Cegah Dampak Konflik Timteng Meluas, Indonesia tak Boleh Lengah
- Catatan Ketua MPR: Mencermati Dampak Eskalasi Ketegangan di Timur Tengah