Kesaksian Pengikut: Dimas Kanjeng Juga Mampu Melenyapkan Uang

Kesaksian Pengikut: Dimas Kanjeng Juga Mampu Melenyapkan Uang
Sukadi bersama wartawan Radar Banjarmasin (Jawa Pos Group) menunjukkan kalender tahun 2016 yang bergambar Kanjeng Dimas Taat Pribadi. Foto: MUHAMMAD AMIN/RADAR BANJARMASIN

Banyak cerita yang diungkapkan Tukijan tentang ajaran dan sosok Dimas Kanjeng sekitar tiga tahun silam. 

Kebetulan, saat itu ia sangat labil akibat beragam usaha yang digelutinya kurang berhasil sehingga membutuhkan masukan serta nasehat. 

Karena klop dengan harapan, ia pun mau menjadi santri dengan koordiantor perdana adalah Tukijan.

Dalam perjalanannya, ia gonta-ganti koordinator, dalam pencarian selama 2 tahun pertama, sampai akhirnya dia menjadi santri langsung Gusti Kanjeng tanpa perantara koordinator atau Sultan.

Motifnya, tentu saja ingin menggenggam kesuksesan hidup setelah nyantri ke Padepokan Taat Pribadi.

Di tengah mengikuti program pengajian selama empat bulan, dan memasuki bulan ketiga di Padepokan Dimas Kanjeng, sang guru ditangkap aparat. 

Akibat ramai pemberitaan di media cetak dan elektronik termasuk diminta pulang oleh polisi ke kampung masing-masing. Makanya, ia bersama tiga rekannya balik ke Kalsel seperti Juhiri dari Antasan Senor, Poniran dari Batu Ampar, dan Sumardi. 

Seingatnya, santri Dimas Kanjeng dari Kalsel ada sekitar 100 orang, namun yang aktif mengikuti pengajian tak lebih 40 orang. 

DIMAS Kanjeng Taat Pribadi mengaku bisa menggandakan uang. Mirip semua kisah dongeng yang mampu meninabobokan pengikutnya, lantas mimpi kaya raya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News