Kesan Buruk Mahasiswa Asing soal Australia

"Mahasiswa asing yang terdaftar kuliah dapat bekerja selama 20 jam seminggu. Tapi seperti yang kita ketahui, tinggal di Sydney atau Melbourne dengan hanya bekerja 20 jam seminggu, tentu tidak cukup," kata Mark.
"Pengusaha melihat peluang ini dan mendorong para mahasiswa untuk bekerja lembur yang tentu saja mereka terima," katanya.
"Akhirnya mereka masuk dalam situasi yang melanggar persyaratan visa. Bila mereka mengeluh soal eksploitasi, para majikan akan bilang, kalau mengeluh akan saya laporkan ke imigrasi dan akan dideportasi," tambahnya.
Dalam sebuah pernyataan kepada ABC, Departemen Dalam Negeri mengatakan Pemerintah Australia telah mengalokasikan dana $7 juta kepada Palang Merah untuk memberikan bantuan darurat buat para pemegang visa temporer.
"Pemegang visa temporer juga dapat mengakses layanan bantuan dari organisasi masyarakat lainnya yang menerima dana $200 juta," demikian dikatakan dalam pernyataan itu.
Ditambahkan, aturan pembatasan 20 jam kerja seminggu kini telah dilonggarkan bagi para mahasiswa asing yang bekerja di sektor kesehatan, perawatan lansia atau disabilitas.
Diproduksi oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC News
Mayoritas mahasiswa asing yang terjebak di Australia akibat pandemi virus corona mengaku tidak akan merekomendasikan negara ini sebagai tujuan untuk kuliah
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Korea Selatan dan Australia Ramaikan Semarang Night Carnival 2025
- Beri Kuliah Program Doktor, Bamsoet Ingatkan Pentingnya Keseimbangan Demokrasi dan Hukum
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya