Kesan Buruk Mahasiswa Asing soal Australia

Kesan Buruk Mahasiswa Asing soal Australia
Renata Tavares Silva, seorang mahasiswa asing di Australia, mengaku diminta bekerja lima jam tanpa dibayar agar bisa diterima di salah satu kafe. (ABC News: Isobel Roe)

Mayoritas mahasiswa asing yang terjebak di Australia akibat pandemi virus corona mengaku tidak akan merekomendasikan negara ini sebagai tujuan untuk kuliah.

  • 59 persen pemegang visa temporer dalam survei terbaru tidak merekomendasikan orang datang ke Australia
  • Banyak mahasiswa asing merasa berhak untuk tetap tinggal di sini selama masa pandemi
  • Pemerintah Australia mengaku telah mengucurkan AU$7 juta kepada Palang Merah untuk bantu pemegang visa temporer

 

Mereka adalah mahasiswa asing yang mengikuti sebuah survei yang dilakukan University of Technology Sydney (UTS) dan University of New South Wales (UNSW) dengan melibatkan 6.000 responden, termasuk pemegang visa temporer.

Para mahasiswa dan pemegang visa temporer ini memiliki kesan buruk setelah mengalami eksploitasi di tempat kerja, serta tidak dapat menerima dukungan keuangan dari pemerintah selama pandemi virus corona.

Para responden ini tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan tunjangan dan bantuan uang dari pemerintah melalui program seperti 'JobKeeper' atau 'JobSeeker'.

Padahal, para mahasiswa Australia di negara lain seperti Inggris, Kanada dan Irlandia, justru tetap mendapatkan bantuan dari pemerintah negara di mana mereka berada.

Kondisi seperti inilah yang menyebabkan banyak mahasiswa asing pemegang visa temporer rela digaji murah, bahkan ada yang tidak digaji, demi mempertahankan pekerjaannya di Australia.

Seperti yang dialami mahasiswa asal Brasil, Renata Tavares Silva, yang mengaku diminta bekerja selama lima jam tanpa bayaran di sebuah kafe di Gordon, di pingggiran kota Sydney.

Mayoritas mahasiswa asing yang terjebak di Australia akibat pandemi virus corona mengaku tidak akan merekomendasikan negara ini sebagai tujuan untuk kuliah

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News