Kesepakatan Dagang RI-Australia Perlu Kemauan Politik

Indonesia dan Australia semakin mendekati batas waktu untuk mengunci kesepakatan dagang bilateral, tapi kurangnya kepercayaan satu sama lain menjadi hambatan terbesar.
Menurut Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Iman Pambagyo, dibutuhkan kemauan politik lebih besar dan panduan dari pemimpin kedua negara agar perjanjian itu bisa diamankan.
Ia mengatakan Australia juga perlu untuk membuka pintu bagi pekerja Indonesia.
"Saya pikir tampaknya kita kurang percaya satu sama lain," kata Iman yang kepala negosiator perdagangan Indonesia.
"Tapi saya pikir dengan kunjungan antara kedua menteri, suasananya semakin baik."
Menteri Perdagangan Australia Steve Ciobo berada di Jakarta pekan ini untuk pertemuan ke-17 dengan Menteri Perdagangan Enggartiaso Lutika.
Kedua pihak menyatakan telah menetapkan tenggat waktu November untuk kesepakatan, sebulan lebih awal dari yang direncanakan sebelumnya. Tapi keduanya tidak berkomentar tentang rincian negosiasi.
Kedua negara mengatakan ini akan menjadi perjanjian yang sama-sama menguntungkan, tapi itu akan bisa teruji bila detailnya sudah diungkap.
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan