Merayakan Natal di Jerusalem (1)

Ketegangan Pemeriksaan di Dua Sisi Perbatasan

Ketegangan Pemeriksaan di Dua Sisi Perbatasan
Anak-anak yang mengikuti parade perayaan Natal di depan Gereja Nativitas, Betlehem, Minggu (24/12). Foto: Indria Pramuhapsari /JAWA POS

Satu per satu kami diperiksa. Ada beberapa orang yang paspornya ditahan setelah petugas itu menanyakan nama lengkap.

”Speaking English?” tanyanya kepada saya.

Setelah saya jawab yes, dia menanyakan nama lengkap. Saya menjawab dengan jelas. Eh, tapi dia malah menahan paspor saya. Oops! Nyali saya langsung ciut. Saya pun melewati X-ray dengan ekspresi tegang.

Pemeriksaan X-ray berjalan mulus. Lantas, petugas yang membawa paspor saya meneriakkan nama saya. Saya mendatanginya. Dia minta saya membawa koper saya ke lokasi X-ray.

Deg! Jantung saya rasanya mau copot. Apalagi, turis lain hanya bisa menatap saya dalam diam. ”Ah, hanya random checking biasa,” harap saya.

Setelah koper saya ada di hadapan petugas perempuan itu, dia memerintahkan untuk membuka. Sekali lagi dia bertanya, apakah saya paham bahasa Inggris. Saya jawab iya.

Dia pun berusaha memastikan apakah semua barang di dalam koper itu milik saya. ”Nobody ask you to bring their things? Anything?” katanya.

Saya pun menjawab ”tidak” dengan mantap. Dia lantas memeriksa barang-barang di dalam koper. Termasuk Alkitab. Petugas itu membolak-balik lembaran Alkitab yang saya bawa.

Wajah-wajah rombongan turis rohani asal Indonesia kembaali tegang. Kisah tentang pasukan keamanan Isarel langsung terlintas.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News