Ketegasan Lincoln, Pelajaran Demokrasi yang Mahal

Ketegasan Lincoln, Pelajaran Demokrasi yang Mahal
Dahlan Iskan

Mereka juga memiliki bendera nasional tersendiri: merah disilang biru dengan bintang putih sebanyak tujuh buah di silang warna biru itu. Tapi bendera tersebut kemudian diganti, dan diganti lagi sampai tiga kali.

Bagi wilayah selatan, budak itu penting. Penghasilan pokok wilayah itu adalah kapas. Kebun kapas memerlukan banyak buruh. Tanpa buruh perkebunan itu bisa lumpuh. Tapi karena buruh itu amat murah membuat persaingan ekonomi menjadi tidak fair.

Wilayah utara tidak menganut sistem perbudakan karena perbudakan dianggap melanggar moralitas dan ajaran agama.

Untuk melihat gambaran itu, minggu lalu saya ke Nashville di Tennessee. Saya ingin tahu mansion (rumah) presiden ke-7 Amerika yang dikelilingi perkebunan kapas seluas 150 hektar.

Kini perkebunan itu menjadi taman hijau yang mengelilingi mansionnya. Menurut catatan di situ Jackson memiliki 300 budak.

Jackson kawin dengan seorang janda tapi karena belum punya surat cerai perkawinan itu diperbaharui beberapa tahun kemudian. Dia pernah marah kepada mantan suami itu karena selalu membullynya.

Jackson menulis surat menantangnya untuk duel adu tembak. Meski lawannya dikenal sebagai jago tembak, Jackson minta dia untuk menembak lebih dulu. Tembakannya mengenai dada Jackson tapi tidak membuatnya roboh. Giliran Jackson menembaknya: tewas.

Tujuh negara bagian di wilayah selatan (South Carolina, Florida, Mississippi, Alabama, Georgia, Texas, Lousiana) semua seperti itu. Karena perbudakan dilarang, mereka pilih mendirikan negara baru. Inisiatornya South Carolina. Proklamasi itu dilakukan setelah Lincoln terpilih tapi sebelum Lincoln dilantik.

MENJADI Amerika yang hebat seperti sekarang ternyata juga tidak mudah. Bahkan ketika negara itu sudah berumur 90 tahun (tahun ini negara kita berumur

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News