Ketidaksukaan Soeharto pada Keputusan Bung Karno soal Pranoto Pascaperistiwa G30S

Ketidaksukaan Soeharto pada Keputusan Bung Karno soal Pranoto Pascaperistiwa G30S
Soeharto. Foto: The Straits Times

Akhirnya Bung Karno meminta Brigjen Sabur menyiapkan pidato. Isi pidatonya ialah petintah Bung Karno kepada Soeharto untuk bertanggung jawab soal pemulihan keamanan dan ketertiban, serta Pranoto sebagai pelaksana harian pimpinan di TNI AD.

“Siarkan itu nanti, segera, melalui RRI,” titah Bung Karno. 

Setelah pertemuan selama lebih dari empat jam di Istana Bogor, Soeharto kembali ke Jakarta dengan membawa rekaman pidato Bung Karno. 

Namun, Soeharto tetap tidak sreg dengan pengangkatan Pranoto sebagai pelaksana harian pimpinan TNI AD. “Saya kurang percaya kepadanya,” ujar Soeharto kepada G Dwipayana dan Ramadhan KH.

Harold Crouch dalam bukunya yang berjudul ‘Militer dan Politik di Indonesia’ menyebut keputusan Bung Karno menunjuk Pranoto menimbulkan spekulasi. Pranoto pernah menjadi anak buah Soeharto di Kodam Diponegoro.  

"Ia (Pranoto) memang perwira yang berpengalaman dan senior, tetapi jelas bukan calon yang tepat untuk menduduki jabatan itu,” tulisan Crouch. 

Indonesianis asal Australia itu menilai Pranoto merupakan perwira TNI AD yang bersimpati pada pandangan-pandangan Presiden Soekarno, termasuk konsep Nasakom (akronim dari nasionalisme, agama, komunisme).

“Mungkin pula Soekarno mempunyai pertalian khusus dengan Pranoto yang mungkin merupakan satu-satunya anggota staf jenderal yang tidak bersikap menolak terhadap PKI,” analisis Crouch. (JPNN.com)

Soeharto tetap tidak sreg dengan pengangkatan Pranoto oleh Bung Karno sebagai pelaksana harian pimpinan TNI AD kala itu.


Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News