Ketidaksukaan Soeharto pada Keputusan Bung Karno soal Pranoto Pascaperistiwa G30S

Ketidaksukaan Soeharto pada Keputusan Bung Karno soal Pranoto Pascaperistiwa G30S
Soeharto. Foto: The Straits Times

Namun, Soeharto berupaya bertahan dengan langkahnya. Dia bersikukuh soal kepemimpinannya di TNI AD. “Pada kesempatan ini saya juga ingin melaporkan bahwa atas inisiatif saya sendiri, saya telah mengambil komando dan mengambil alih sementara pimpinan Angkatan Darat,” kata Soeharto.

Pria kelahiran 8 Juni 1921  itu menyatakan dirinya sudah biasa memegang komando TNI AD ketika Jenderal Yani berhalangan. “Untuk menjaga kekosongan pimpinan Angkatan Darat dan untuk memberi ketenganan kepada umum dan para panglima kodam, inisiatif saya itu sudah saya umumkan lewat RRI.”

Walakin, dalam pertemuan itu pula Soeharto langsung menyerahkan tanggung jawab soal keamanan kepada Pranoto. “Supaya jangan menimbulkan dualisme pimpinan dalam Angkatan Darat, saya serahkan tanggung jawab keamanan ini dan ketertiban umum pada pejabat baru,” ujar Soeharto.

Namun, Bung Karno langsung bereaksi dengan meminta Soeharto tetap bertanggung jawab soal keamanan dan ketertiban umum. Saat itu Soeharto dalam kondisi menahan emosi.

“Lantas apa dasar saya? Dengan tertulis Bapak telah mengangkat Mayor Jenderal Pranoto dan harus ditaati,” kata Soeharto kepada Bung Karno.

Proklamator RI itu pun menanyakan cara agar Pranoto tetap memegang pimpinan harian TNI AD, sedangkan Soeharto bertanggung jawab soal keamanan dan ketertiban umum.

Saat itu pula Soeharto menyodorkan solusi kepada Bung Karno.

“Satu-satunya cara ialah dengan pidato radio jeoada rakyat bahwa saya diberi tuga bertanggung jawab mengenai pemulihan keamanan dan ketertiban oleh Bapak Presiden,” ucap Soeharto di hadapan Presiden Pertama RI itu.

Soeharto tetap tidak sreg dengan pengangkatan Pranoto oleh Bung Karno sebagai pelaksana harian pimpinan TNI AD kala itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News